“Tidak banyak orang yang berpenampilan seperti saya yang berlatih seni bela diri, yang berkompetisi dalam seni bela diri. Jadi itulah mengapa saya mengambil kesempatan ini,” ujar dia.
Mereka membuka empat kelas bela diri dalam sepekan. Latihan ini dimulai sejak 21 Februari, dengan setiap kelas terdiri dari 24 orang.
Direktur Komunikasi di Masjid Al-Rashid Noor Al-Henedy mengatakan kelas ini diselenggarakan secara resmi dan mendapat izin setelah penyelenggara mendapat izin dari pejabat kesehatan provinsi.
Peminat pun sangat banyak, terbukti dengan pendaftaran telah tutup hanya beberapa jam setelah dibuka.
Bahkan saat ini banyak orang yang berada dalam daftar tunggu hingga enam kelas.
“Ketika kita melihat gambaran yang lebih besar, ada bagian pendidikan besar yang perlu dilakukan. Kota kita harus bersatu, provinsi kita, negara kita, untuk melawan islamofobia, antisemitisme, kebencian dan rasialisme,” kata Al-Henedy. [Republika]