Mantan Presiden AS Jimmy Carter menegaskan pentingnya mengikutsertakan Hamas dalam pembicaraan-pembicaraan damai antara Israel-Palestina. Selama ini, Israel dan AS menolak melibatkan Hamas dalam negosiasi-negosiasi perdamaian, kedua sekutu itu menganggap Hamas sebagai kelompok teroris.
Menurut Carter, keterlibatan Hamas sangat penting. Mereka perlu mendengar pandangan-pandangan dari para pemimpin Hamas untuk membantu mencapai perdamaian. "Tidak ada keraguan lagi dalam pikiran setiap pihak, jika Israel ingin kedamaian dan keadilan dalam hubungannya dengan kawasan-kawasan tetangganya, Israel harus mengikutsertakan rakyat Palestina dan Hamas dalam proses itu, " tandas Carter dalam rekaman wawancara dengan ABC, Minggu (13/4).
Pada hari yang sama, Carter tiba di Israel dalam kunjungan sembilan harinya ke Timur Tengah untuk mengkaji situasi pembicaraan damai di wilayah itu. Carter pernah menyebut Israel menerapkan "sistem apartheid" dalam kebijakan-kebijakannya pada tahun 2006 lalu.
Selain ke Israel, Carter rencananya juga akan berkunjung ke Suriah, Mesir, Yordania dan Arab Saudi. "Kami juga bertemu dengan beragam tokoh yang telah memainkan peran besar bagi masa depan kesepakatan damai di Timur Tengah, " kata Carter di sela-sela perjalanannya.
Namun para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Ehud Olmert, Menlu Tzipi Livni dan Menteri Pertahanan Ehud Barak senagaja menghindari pertemuan dengan Carter. Alasan yang dikemukakan pejabat pemerintahan Israel adalah, masalah jadwal pertemuan yang tidak pas. Tapi sudah menjadi rahasia umum bahwa Israel dan AS tidak suka dengan ide Carter untuk bertemu dengan para pimpinan Hamas, antara lain Kepala Biro Politik Hamas yang sedang dalam pengasingan di Suriah, Khalid Misyaal. (ln/presstv)