Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert pertama kali dikenai dakwaan. Kejaksaan Agung Israel mengatakan mantan perdana menteri negara itu, Ehud Olmert dikenai tiga dakwaan kasus korupsi. Olmert disebut-sebut terlibat dalam sejumlah skandal korupsi tetapi dia menepis semua tuduhan itu.
Mantan pemimpin partai Kadima itu digantikan sebagai perdana menteri oleh pemimpin Likud, Benjamin Netanyahu menyusul pemilihan umum Februari lalu. Serangkaian penyelidikan terhadap Olmert menjadi faktor utama kenapa dia mengundurkan diri tahun lalu. Dakwaan ini terkait masa-masa ketika Ehud Olmert masih menjabat sebagai walikota Yerusalem dan menteri, tetapi sebelum menjadi perdana menteri tahun 2006.
Pada hari Minggu, Olmert mengeluarkan pernyataan melalui seorang juru bicara yang menyebutkan: "Olmert yakin di pengadilan nanti dia bisa membuktikan diri tidak bersalah". Kejaksaan Agung Israel menyebutkan berkas perkara tersebut diserahkan kepada pengadilan distrik Yerusalem, Minggu.
Berkas perkara berisi 61 halaman itu merinci tuduhan "penipuan, pelanggaran kepercayaan, pendaftaran dokumen perusahaan palsu dan menyembunyikan pendapatan dari penipuan". Olmert adalah mantan perdana menteri pertama dalam sejarah Israel yang menghadapi dakwaan kriminal, kata Kejaksaan Agung.
Salah satu dakwaan terhadap Olmert adalah dia dituduh menerima sejumlah amplop berisi uang tunai dari pengusaha Amerika Serikat, Morris Talansky, yang mencapai ratusan ribu dolar. Ehud Olmert mengaku telah menerim uang tunai, tetapi menegaskan uang itu merupakan dana bantuan legal untuk membantu kampanyenya mencalonkan diri kembali sebagai walikota Yerusalem dan juga untuk membantu kepemimpinan Partai Likud, bekas partainya.
Dalam kasus kedua, Olmert didakwa menggelembungkan dana perjalanannya ke luar negeri. Polisi mengatakan mereka menduga "jumlah besar" dana yang masih tersisa setelah biaya perjalanan dibayar, ditransfer oleh Olmert ke rekening khusus yang diurus oleh biro perjalanan untuk Olmer
Pihak penuntut mengatakan Olmert mengatur peluang-peluang investasi bagi seorang teman, Uri Messner, ketika masih menjabat sebagai menteri perindustrian. (m/bbc)