Mantan pentolan group band rock Pink Floyd, Roger Waters menaruh perhatian besar terhadap tembok pemisah yang dibangun rezim Zionis Israel di Tepi Barat. Ia menyatakan sudah tidak sabar untuk menyaksikan tembok yang melambangkan penindasan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina itu dirubuhkan.
Musisi asal Inggris itu mengungkapkan kegemasannya melihat tembok yang oleh para aktivis perdamaian disebut sebagai "tembok apartheid", saat mengunjungi kamp pengungsi Palestina di Jenin yang letaknya tak jauh dari tembok pemisah itu. Ia mengaku kerap memikirkan agar tembok itu dihancurkan sejak pertama kali melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri di sela-sela konsernya di Israel tahun 2006.
"Orang yang belum pernah melihat tembok itu, tidak akan pernah bisa membayangkan apa sebenarnya yang terjadi di sini, tidak pernah bisa membayangkan penindasan yang terjadi di sini, tidak akan pernah bisa merasakan rasa muak yang akan muncul di hati Anda yang paling dalam ketika melihat semua ini, sebuah situasi yang membuat orang depresi," komentar Waters soal tembok pemisah Israel di Tepi Barat.
Oleh sebab itu, Waters menyatakan dirinya ingin sekali menyaksikan detik-detik tembok pemisah itu dihancurkan sama ketika ia menyaksikan penghancuran tembok pemisah di Berlin, Jerman.
Israel membangun tembok pemisah yang membelah wilayah Tepi Barat, antara kota Yerusalem dan Bethlehem sejak tahun 2002 dengan alasan demi keamanan Israel. Israel merampas tanah-tanah milik rakyat Palestina untuk keperluan pembangunan tembok pemisah yang oleh dunia internasional sudah dinyatakan ilegal itu.
Waters menyatakan tidak percaya dengan alasan keamanan yang diajukan Israel untuk membangun tembok apartheid tersebut. Ia meyakini Israel membangun tembok itu bukan untuk keamanan warga Israel, karena faktanya Israel tetap menindas rakyat Palestina di daerah pendudukan dan di kawasan pemukiman Yahudi.
"Israel memisahkan para petani Palestina dari kebun-kebun zaitun mereka dan melakukan penindasan lainnya. Tembok ini adalah sebuah praktek kolonialisme," kecam Waters.
"Ketika Anda berdiri di depan bangunan tinggi seperti, entah itu di sini atau dimanapun di Afrika Selatan, atau di kamp Warsawa pada masa Perang Dunia II, atau di Berlin pada era tahun ’60-an dan ’70-an, tembok ini adalah sebuah kesalahan, sesuatu yang buruk dan tidak boleh bertahan selamanya," tukas Waters yang memisahkan diri dari group band Pink Flyod pada tahun 1985. (ln/mol)