Setelah anak-anaknya di Riyadh terkena pembatasan perjalanan, Aljabri menolak permohonan untuk kembali, takut dia akan menemui nasib yang sama seperti Pangeran Nayef, dan pindah ke Kanada tempat tinggal salah satu puteranya.
Sejak saat itu, Riyadh gagal mencoba menggunakan Interpol untuk mendapatkan hak asuh atas dirinya. Dan dia bilang mereka mengirim tim agen ke Amerika Serikat untuk melacaknya.
Tiga belas hari setelah pembunuhan Khashoggi pada 2 Oktober 2018, sebuah tim dari apa yang disebut Aljabri dalam gugatannya sebagai “kelompok tentara bayaran pribadi, Pasukan Macan” Pangeran Mohammed, tiba di Kanada.
Tim tersebut, katanya, termasuk spesialis forensik dan peralatan serupa dengan kelompok yang memotong-motong tubuh Khashoggi, yang tidak pernah ditemukan.
Dia mengatakan keamanan Kanada menjadi curiga dan mengganggu plot tersebut, tetapi upaya untuk membunuhnya terus berlanjut, dan bahwa Pangeran Mohammed memperoleh fatwa agama, atau perintah, atas kematiannya dari para ulama.
Pada bulan Maret, kedua anaknya di Arab Saudi dibawa pergi dan belum terdengar kabarnya.
Gugatan terhadap Pangeran Mohammed ditambah 12 orang beridentitas dan 11 orang tak dikenal lainnya diajukan sebagai klaim percobaan pembunuhan di luar hukum berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Korban Penyiksaan.
Aljabri meminta pengadilan untuk ganti rugi yang tidak ditentukan nilainya karena menyebabkan “tekanan emosional yang parah,” kecemasan dan hipertensi, dan penyakit lainnya, dan hukuman ganti rugi terhadap para terdakwa juga.
Dia juga meminta pengadilan untuk menyatakan bahwa para terdakwa melanggar “hukum negara” di bawah Statuta Alien Tort.
“Pengadilan ini dapat memulai proses menuntut pertanggungjawaban terdakwa bin Salman dan agennya atas tindakan mereka,” kata gugatan itu.
Saat dihubungi oleh AFP, Kedutaan Besar Saudi di Washington tidak memberikan komentar tentang gugatan tersebut saat ini. (Rmol)