Mantan pejabat di Perserikatan Bangsa-Bangsa bernama Florence Hartmann dalam memoarnya mengungkapkan bahwa AS dan Rusia memberikan perlindungan pada penjahat perang Radovan Karadzic.
Radovan Karadzic adalah pemimpin Yugoslavia, yang bersama kepala angkatan bersenjatanya Jenderal Mladic, diseret ke mahkamah internasional dengan tuduhan penjahat perat dan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan karena telah memerintahkan genosida atau pemusnahan etnis pada masa perang Serbia-Bosnia. Keduanya bertanggungjawab atas pembunuhan sekitar 8. 000 Muslim Bosnia saat perang terjadi.
Dalam buku memoarnya berjudul "Paix et Chatiment" (Perdamaian dan Hukuman) yang diterbitkan di Prancis, Hartmaan menulis, "Rusia dan AS ikut terlibat pada masa itu, untuk melindungi penjahat perang Bosnia Radovan Karadzic. "
Menurut Hartmann, informasi-informasi yang ia tulis dalam memoarnya itu berasal dari pembicaraan-pembicaraan dan pertemuan-pertemuan rahasia yang berhasil ia rekam, ketika ia menjadi juru bicara Carla Del Ponte, kepala jaksa penuntut di Mahkamah Kejahatan Perang yang mengadili Karadzic.
Radovan Karadzic sendiri sampai kini masih buron, dan tidak diketahui di mana keberadaannya. Mahkamah internasional gagal menangkap Karadzic, bahkan menyatakan akan mengakhiri kasus ini pada tahun 2010 mendatang. Del Ponte pada bulan Juni lalu mengecam kegagalan Mahkamah Internasional menangkap Karadzic dan menyebutnya sebagai "noda hitam yang tak akan pernah hilang" bagi Mahkamah Internasional.
Dalam bukunya Hartmaan juga mengungkap gagalnya upaya Presiden Prancis Jacques Chirac pada tahun 1997, untuk meyakinkan para pemimpin dunia betapa pentingnya menangkap Karadzic. Sementara mantan Presiden AS Bill Clinton, dengan dukungan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair menyatakan, upaya penangkapan Karadzic tidak bisa dilanjutkan tanpa memberitahu Rusia yang pada saat itu jelas-jelas menentang penangkapkan Karadzic.
Rusia, tulis Hartmann, pada bulan November 1997 pernah secara diam-diam memindahkan Karadzic untuk sementara ke Belarus, ketika pasukan NATO ditempatkan dan mengamankan Bosnia.
Sejauh ini, Chirac maupun Clinton belum memberikan komentar atas memoar Hartmann dalam bukunya itu. (ln/presstv)