Mantan Menlu AS: Bush Sedang Jauhkan Diri dari Umat Islam

Mantan menteri luar negeri AS, Madeleine Albright mengkritik sikap Presiden AS George W. Bush yang telah membuatnya jauh dari umat Islam di dunia dan menyebabkan kebijakannya sulit diterima di banyak negara.

Albright mengatakan, tindakan Bush yang kerap beretorika dengan memanfaatkan keyakinan agama Kristen sebagai ‘kebenaran yang absolut’ sudah sangat mengkhawatirkan. "Beberapa pernyataannya sudah benar-benar melewati batas," kata Albright pada Reuters di sela-sela perjalanannya ke London, Minggu (21/5) dalam rangka promosi buku barunya berjudul ‘The Mighty and Almighty’ yang mengupas tentang agama dan masalah-masalah dunia.

Dalam konteks keagamaan, Albright menilai Bush sangat berbeda dengan mantan presiden AS Abraham Lincoln. Kalau Bush mengatakan ‘Tuhan ada di pihak kita’, Lincoln mengatakan ‘Kita harus ada di pihak Tuhan.’

"Saya bekerja untuk dua presiden yang keduanya taat dalam agama, dan mereka tidak menjadikan pandang-pandangan yang sifatnya relijius sebagi bagian dari kebijakan Amerika," ujar Albright mengacu pada dua mantan presiden AS Jimmy Carter dan Bill Clinton, keduanya berasal dari partai Demokrat.

Sedangkan Bush yang berasal dari partai Republik kerap mengatakan bahwa keyakinan agamanya telah memberikan banyak ilham bagi kebijakan-kebijakannya sebagai presiden. Contohnya, menurut Bush, ia berdoa pada Tuhan untuk memberi petunjuk sebelum memutuskan menginvasi Irak.

"Kepercayaan Bush pada apa yang diyakininya, serta perbedaan antara yang baik dan yang buruk, saya pikir sangat berbeda. Kebenaran yang sejati adalah, apa yang telah membuat sebagian kita khawatir dengan apa yang telah dilakukan Bush," papar Albright.

Dalam buku barunya, Albright juga mengingatkan kembali bagaimana Bush ketika masih menjabat sebagai gubernur Texas mengatakan pada umat Kristen bahwa ia meyakini Tuhan menginginkannya menjadi presiden. Albright mengutip perkataan Bush pada tahun 2004 saat berpidato di hadapan Republikan, "Kita mendapat seruan dari alam lain untuk membela kebebasan."

Tindakan Bush, terutama terhadap negara-negara Islam telah membuat umat Islam berpikir bahwa Bush sedang melancarkan perang terhadap umat Islam. Meski Gedung Putih berdalih bahwa apa yang mereka lakukan bukan untuk menentang Islam, tapi melawan para pelaku teroris yang membawa-bawa nama Islam.

Albright yang kini berusia 69 tahun berpendapat, perang di Irak kemungkinan akan menjadi kebijakan luar negeri paling buruk sepanjang sejarah AS. Ia bahkan menilai perang Irak lebih buruk dari perang Vietnam, bukan dari sisi jumlah korban yang tewas tapi karena dampaknya yang menimbulkan kegamangan wilayah Timur Tengah. (ln/aljz)