Mantan Kepala Angkatan Darat Israel Moshe Boge Yalon, menghimbau Barat dan Israel berpadu strategi secara internasional untuk melakukan perang habis-habisan melawan gerakan “Islam Jihad”. Dengan memadukan seluruh sarana politik, ekonomi, media massa, pendidikan hingga militer.
Yalon mengusulkan hal itu dalam tulisannya di harian Yodiot Aharonot, terbitan Israel. Sejumlah usulan strategis yang ditawarkan Yalon dalam artikelnya adalah, “menolak mentah-mentah semua permintaan Islam Jihad, atau sama sekali tidak mau diajak kompromi dengan syarat apapun.
“Gerakan seperti Hamas dan Hizbullah, di samping Al-Qaidah, semuanya termasuk dalam kategori Islam Jihad, ” ujarnya.
Yalon juga menyerukan agar melakukan kampanye politik untuk memperkuat sistem internasional yang kondusif untuk melakukan perang terhadap gerakan Islam Jihad dan negara-negara yang menopangnya. Bentuknya, menurut Yalon, bisa melalui embargo, hukuman ekonomi terhadap negara yang membangkang seperti Iran dan Suriah, juga dengan memerangi organisasi jihad seperti Al-Qaidah, Hizbullah dan Hamas.
Yalon kemudian mengarang cerita tentang Islam Jihad yang menurutnya tidak bermula sejak tragedi 11 September 2001, melainkan sejak munculnya Revolusi Islam di Iran tahun 1979. “Itulah titik sejarah pertama tanda dimulainya kemunculan Islam fanatik, ” ujar Yalon. Sementara tragedi 11 September hanyalah peristiwa yang menyadarkan Barat terhadap wujud Islam Jihad.
Sebagai tokoh Zionis Israel, tentu saja Yalon menutup mata terhadap karakter teroris yang justru melekat pada gerakan Zionis Israel sendiri. Penjajahan, penculikan, penangkapan, pembunuhan, pembantaian, yang mewarnai seluruh lembar sejarah Zionis Israel hingga hari inipun tidak dipandang Yalon sebagai sesuatu yang harus diwaspadai. Tentu saja, itu karena Yalon adalah orang Zionis Israel. (na-str/iol)