Mantan Agen KGB itu Minta Dimakamkan dengan Cara Islam

Nama Alexander Litvinenko belakangan menjadi buah bibir internasional, setelah kematiannya terungkap karena dibunuh dengan racun sejenis bahan radio aktif isotop polonium 210. Sebelum ajalnya, ternyata mantan agen mata-mata rahasia Rusia-KGB itu berpesan agar ia dimakamkan dengan cara Islam.

Menurut ayahnya, Walter Litvinenko, anak laki-lakinya itu sudah menyatakan diri masuk Islam saat terbaring sekarat di rumah sakit London sampai akhirnya meninggal pada Kamis, 23 November kemarin.

Dalam wawancara dengan surat kabar Moskow, Kommersant yang dikutip Times Online edisi hari ini, Selasa (5/12), Walter mengatakan anaknya yang semula memeluk agama Kristen Ortodoks menyatakan permintaan terakhirnya sebelum meninggal, yaitu agar ia dimakamkan secara Islam.

"Dia bilang,’Saya ingin dikubur menurut tradisi Muslim’. Saya bilang, ok anakku. Semuanya akan dilakukan seperti yang engkau inginkan. Kami sudah memiliki seorang Muslim di keluarga kami. Yang paling penting adalah meyakini Yang Maha Besar. Tuhan itu satu," kata Walter Litvinenko

Walter menyatakan yakin bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin terlibat dalam kematian anaknya. Ia menolak klaim yang mengatakan bahwa mantan agen Rusia lainnya terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap puteranya itu.

"Ada perintah langsung dari ‘atas’ untuk membunuh anak laki-laki saya. Saya tidak ragu ini dilakukan oleh sejumlah agen rahasia Rusia atas izin dari Vladimir Putin," ujarnya.

Walter yang berduka atas kematian puteranya itu menyatakan akan kembali ke Rusia setelah pemakaman anaknya, meski ia sudah mempertimbangkan bahwa kepulangannya ke Rusia bukan tanpa bahaya.

Kematian Alexander Litvinenko dan tudingan atas keterlibatan Presiden Rusia, menjadi peristiwa pembunuhan bernuansa politik pertama di Barat yang melibatkan Kremlin, sejak perang dingin dan sempat menegangkan hubungan antara London dan Moskow.

Dalam pernyataan yang dibacakan setelah kematiannya, Alexander Litvinenko menulis,"Anda bisa saja berhasil membungkam seorang pria. Tapi protes dari seluruh dunia akan bergema, Mr Putin, di telingamu sepanjang sisa hidupmu."

Kematian Alexander Litvinenko yang tercatat sebagai warga negara Inggris ini memang masih menjadi teka-teki. Yang sudah jelas adalah, ia dibunuh dengan bahan radio aktif berbahaya. Sebagian pihak menganalisa, pembunuhan itu adalah bagian dari plot untuk mendiskreditkan Kremlin. Sementara pihak berwenang di Rusia membantah terlibat dalam pembunuhan itu.

Sosok Alexander Litvinenako juga dikenal dekat dengan tokoh perwakilan pejuang Chechnya, Akhmad Zakayev. Zakayez sempat menjenguk Alexander di rumah sakit sebelum kematiannya. Ia menuding Kremlin berada dibalik pembunuhan Alaxander dan mengatakan bahwa Kremlin sudah mengirim ‘gangster-gangster politik’ ke Inggris. (ln/dari berbagai sumber)