Pada saat bulan Ramadhan, pasti kita menjumpai makanan-makanan khas yang tidak kita temukan di bulan-bulan lain. Setiap tempat, pasti memiliki makanan khas sendiri-sendiri. Di Indonesia, makanan khas yang umum sebut saja kolak. Nah, di Aljazair, makanan khas bulan Ramadhannya adalah aneka manisan.
Tapi jangan salah, manisan di Aljazair tidak seperti manisan yang ada di Indonesia. Yang disebut manisan di Aljazair bentuknya lebih mirip kue-kue pastry atau pancake. Jenis-jenis manisan yang banyak di jual di Aljazair antara lain Zalabya-bentuknya seperti donat dan paling digemari, Baklava (puff pastry), Qalb al-louz (pastry dengann bahan almond) dan Qatayef (pancake yang dilipat).
Di bulan Ramadhan tahun ini, harga manisan di Aljazair meroket akibat kenaikan harga tepung dan gula. Meski demikian, masyarakat Aljazair yang membeli manisan tetap antri. Tahun ini harga sekilo Zalabya mencapai 200 dinar Aljazair atau sekitar 2, 5 dollar. Sedangkan pada tahun lalu, harganya hanya 150 dinar.
Ada dua jenis Zalabya yang bersaing di pasaran, yaitu Zalabya ala Tunisia dan Zalabya ala Aljazair yang bernama Boufarik Zalabya, yang diambil dari nama kota, terletak sekitar 35 kilometer dari ibukota Aljazair. Menurut warga kota Boufarik, di kota itu hanya ada tiga keluarga yang membuat Zalabya.
"Sejarah tentang makanan pembangkit selera ini berawal dari masa kolonial, sekitar tahun 1580. Kaum perempuan biasa membuat Zalabya di rumah, yang kemudian diturunkan dari generasi ke generasi, " tutur seorang warga.
Selain manisan, kurma juga menjadi makanan yang banyak diminati di bulan Ramadhan. Sama hal dengan manisan, harga kurma di Aljazair cukup tinggi pada bulan Ramadhan ini. Jika tahun lalu harganya hanya 150 dinar per kilo, tahun ini mencapai 300 dinar per kilo.
"Negara kami adalah negara yang produsen kurma. Kami mengekspor kurma-kurma itu, tapi kami sendiri tidak mampu menyediakannya di meja-meja kami untuk berbuka puasa, " keluh seorang warga Aljazair.
Sama hal dengan di Indonesia, selama Ramadhan, harga-harga bahan makanan di Aljazair naik tanpa alasan yang jelas. Surat kabar terbitan Mesir Al-Ahram edisi Senin (17/9) melaporkan, harga sayuran, daging unggas dan sejumlah bahan makanan lainnya naik sekitar 75 sampai 100 persen.
Sejumlah pemerintahan negara-negara Arab berjanji akan mengambil langkah guna mengendalikan harga-harga. Namun nampaknya, moment satu tahun sekali ini, dimanfaatkan para pedagang untuk menaikkan harga.
Tahun ini, Arab Saudi membentuk sebuah tim untuk melindungi para konsumen dari kenaikan harga-harga selama bulan Ramadhan. Bagaimana dengan Indonesia? (ln/al-arby)