Manifesto Politik Ikhwan: Tak Akan Memilih Presiden Non-Muslim Atau Perempuan

Draft manifesto politik ini sendiri telah selesai dibuat sekitar bulan Agustus lalu. Khawatir akan memicu kontoversi yang tak perlu—terutama di Mesir, Ikhwan hanya memberikan kopi dokumen itu kepada tokoh-tokoh tertentu saja. Namun, isi dari dokumen itu sendiri kini telah menyebar.

Abu-Saeda, Ketua Fraksi Ikhwan di Parlemen menerangkan bahwa dokumen itu lebih memfokuskan pada isu ekonomi. “Berbeda dengan Partai Keadilan dan Pembangunan Tukri, kami lebih memfokuskan pada pembangunan ekonomi yang berbasis pada syariah.”

Draft manifesto politik Ikhwan ini mendapat banyak tanggapan. Diaa Rashawan, seorang pengamat politik Islam di Al-Ahram Centre for Poltical dan Strategic Studies mengatakan bahwa ia tak punya kritik atas draft tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan harian Al-Masri Al-Youm, Mahdi Akif, Mursyid ‘Aam Ikhwan, menegaskan posisi Ikhwan yang sebenarnya. Salah satunya adalah Ikhwan tidak mendukung orang non-Muslim atau perempuan sebagai kepala negara. “Mungkin ada beberapa perbedaan dengan kelompok muslim yang lain, namun kami sudah memutuskan hal itu.” ujarnya.

Menanggapi kritik yang menyebutkan jika draft manifesto Ikhwan tidak mengakomodasi kepentingan minoritas Kristen di Mesir. Mahdi Akif berujar, “Selalu saja ambigu jika harus berhadapan dengan Kristen! Islam selalu memperlakukan dengan baik terhadap siapapun, temasuk kepada Kristen. Umat Kristen takut kepada Ikhwan, karena pemberitaan media yang salah dan ngawur selama ini.”

Mahdi Akif juga menyebutkan bahwa sebenarnya draft manifesto ini akan mengalami perubahan di beberapa bagian setelah menerima pendapat dan masukan. “Kecuali tentang keputusan Ikhwan tidak akan memilih kepala negara non-Muslim dan perempuan, itu sudah final!”tegasnya. (sa/ikhwanweb)