Manfred Spitzer, psikiatri dan ahli syaraf asal Jerman mengatakan, televisi adalah satu mesin pembunuh yang berbahaya bagi manusia.
Kecenderungan nonton televisi secara berlebihan, menurut pakar yang namanya sudah diakui dunia internasional itu, bisa mengganggu kesehatan yang berujung pada kematian.
Spitzer yang kini menjadi Profesor dan Direktur Transfer Center for Neuroscience and Learning di Rumah Sakit Jiwa Universitas Ulm, Jerman ini menemukan adanya hubungan langsung antara kebiasan nonton tv secara berlebihan dengan obesitas, tekanan darah tingi, meningkatnya kadar kolesterol dan penyakit diabetes.
"Orang yang aktivitas nonton tv-nya berlebihan hanya punya sedikit waktu untuk berolah raga, menggerakkan badan atau aktivitas sejenis lainnya, " kata Spitzer.
Ia menyambung, "Sebaliknya, aktivitas nonton tv membuat orang banyak makan dan itu membuat mereka menjadi kelebihan berat badan dan mudah terkena penyakit."
Dalam bukunya berjudul "Beware of the TV Screen", Spitzer juga menjelaskan bagaimana pengaruh lamanya menonton televisi terhadap pikiran seseorang. Menurutnya, anak-anak yang menonton televisi terlalu banyak cenderung memiliki wawasan yang sempit.
Lebih lanjut Spitzer menyatakan, televisi bertanggung jawab atas kematian yang disebabkan oleh diet ketat yang menyebabkan kondisi tubuh lemah. Angka kematian yang disebabkan oleh gangguan kesehatan itu mencapai 20 ribu orang setiap tahunnya di Jerman.
"Hal tersebut mengurangi kekenyalan syaraf-syaraf otak karena tidak terstimulasi, sehingga gagal untuk berkembang sebagaimana mestinya, " katanya dalam sebuah artikel di surat kabar terbitan Inggris, Telegraph.
"Dampak selanjutnya, mereka akan merasakan perbedaan saat mencium dan merasakan sesuatu, karena syaraf-syaraf mereka terganggu, apalagi orang dewasa biasanya membeli makanan-makanan yang tidak sehat seperti yang mereka lihat di iklan-iklan televisi, " jelas Spitzer.
Bagi anak-anak, kebiasaan menonton televisi secara berlebihan yang dilakukan sejak usia dini, bisa menyebabkan si anak menjadi anak yang cuek, mudah depresi, mudah melakukan tindak kekerasan yang akan mempengaruhi prestasi belajar mereka di sekolah.
Manfred Spitzer pada tanggal 14 Januari mendatang, rencananya akan memberikan ceramahnya di sekolah Jerman di Jeddah, Arab Saudi untuk berbagi pengalaman dengan guru-guru seputar pendidikan bagi anak-anak. Di negaranya, Spitzer yang juga seorang musisi dan memiliki gelar PhD di bidang filsafat ini, rajin menulis kolom-kolom mingguan dan mengisi sejumlah acara televisi. (ln/arabnews)