Nouri al-Maliki akhirnya mengumumkan keputusannya untuk mundur sebagai perdana menteri Irak dan mengesahkan Haider al-Abadi sebagai penggantinya.
Dia mengatakan keputusannya bertujuan melestarikan “kesatuan” negara.
“Saya mengumumkan kepada Anda hari ini, untuk memudahkan pergerakan proses politik dan pembentukan pemerintah baru, saya menarik pencalonan dan saya mendukung saudara Dr Haider al-Abadi,” kata Maliki dalam pidato Kamis nya.
Pengumuman Maliki datang sehari setelah ia menolak untuk mundur dan mengancam untuk menantang keputusan presiden Irak untuk menunjuk Abadi sebagai penggantinya.
Jane Arraf dari Al Jazeera melaporkan dari kota Erbil, mengatakan langkah Maliki dipengaruhi oleh pernyataan dari pemimpin Syiah Irak , Ayatollah Ali al-Sistani.
“Ketika semua teman melawan dia, ketika AS dan Iran serta negara-negara Eropa dan hampir setiap faksi politik di Irak itu mengatakan kepadanya bahwa ia harus mundur , maka ia tak kuasa bertahan ,” kata Arraf.
“Hari ini, Irak mengambil langkah besar maju dalam menyatukan negara mereka,” kata penasehat keamanan nasional AS Susan Rice dalam sebuah pernyataan memuji Maliki setelah pengumuman mundurnya.
“Kami memuji Perdana Menteri Maliki karena keputusannya untuk mendukung Perdana Menteri yang ditunjuk Haider al-Abadi dalam usahanya untuk membentuk pemerintahan baru sesuai dengan konstitusi Irak.”
Rice mengatakan pemerintah AS, yang telah lama kehilangan kesabaran dengan Maliki, telah mendengar dari sejumlah pemimpin di Irak yang telah menjanjikan dukungan mereka untuk Abadi.
“Ini yang kami harapkan dapat mengatur Irak dan menyatukan orang-orang terhadap ancaman Negara Islam Irak dan Levant (Islamic State) ,” kata Rice. “Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk kemitraan yang kuat dengan Irak dan rakyat Irak.” (Alj/KH)