Keputusan pemerintah Malaysia melarang penggunaan kata "Allah" oleh surat kabar milik Gereja Katolik, membuat umat Katolik di Negeri Jiran itu kecewa.
Sekretaris Konferensi Keuskupan Malaysia Augustine Julian, seperti dikutip AFP mengatakan, pemerintah Malaysia tidak mau umat Katolik juga menggunakan kata "Allah", kata dalam bahasa Arab yang berarti Tuhan.
Kementerian Dalam Negeri Malaysia telah mengeluarkan perintah pada surat kabar The Herald-surat kabar mingguan milik Gereja Katolik yang diterbitkan dalam bahasa Melayu, Inggris, China dan Tamil-untuk tidak menggunakan kata "Allah" dalam artikel-artikelnya. Alasanya, kata "Allah" tidak boleh digunakan oleh penganut agama lain selain Muslim.
Julian menilai keputusan pemerintah Malaysia itu bertentangan dengan konstitusi negara yang menjamin kebebasan beragama. "Umat Kristen betul-betul merasa kecewa, " ujarnya.
Para pemuka gereja, lanjut Julian, akan meminta Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi untuk mengklarifikasi masalah ini dan meminta pemerintah Malaysia mencabut larangan tersebut.
Sementara itu, pejabat senior kementerian keamanan dalam negeri Malaysia yang membidangangi pemantauan produk-produk penerbitan, Che Din mengatakan, penggunaan kata "Allah" dalam artikel-artikel The Herald merupakan upaya untuk membuat umat Islam di Malaysia bingung.
"Kata ‘Allah’ hanya digunakan untuk tuhannya orang Islam, " kata Che Din.
Ia menyarankan The Herald untuk menggunakan kata "Tuhan" saja, dan tidak menggunakan kata "Allah" dalam artikelnya.
Namun para pemuka agama Katolik berargumen bahwa kata "Allah" sudah digunakan secara luas dan tidak dikhususkan hanya untuk umat Islam. Bahkan alkitab berbahasa Malaysia, tukas Julian, menggunakan kata "Allah" untuk Tuhan.
Para pemuka agama Katolik itu juga menyatakan bahwa kata ‘Allah’ bukan kata yang baru dan sudah lama digunakan dalam doa-doa dan misa-misa di Malaysia.
"Kalau pemerintah Malaysia merasa bahwa kata ‘Allah’ aka menimbulkan kebingunan di kalangan warga Muslim, maka mereka lah yang seharusnya memberikan bekal pengetahuan pada warga Muslim, " tandas Julian. (ln/iol)