Sebuah komite yang dipimpin oleh Haya binti Abdul Aziz Al-Awwad, yang mengepalai pendidikan anak perempuan di kementerian pendidikan, akan bertugas merencanakan program olahraga untuk anak perempuan, seperti dilaporkan Arab News.
Komite juga akan mengoordinasikan pelatihan lebih banyak guru olahraga wanita di seluruh universitas di negara itu. “Saya harap sekolah saya membuka kelas tenis karena permainan ini tidak hanya sangat aktif, sangat menyenangkan untuk melempar bola dan menguji kekuatan Anda,” ujar Maymoona Sultan, seorang siswi sekolah menengah di Riyadh.
Berita gembira ini muncul setelah Arab Saudi mengirim empat atlet wanita ke Olimpiade 2016 di Rio, Brasil. Upaya ini merupakan bagian dari rencana Arab Saudi untuk mendapatkan lebih banyak orang Saudi terlibat dalam program Visi 2030.
Perlu diketahui, hanya 13 persen penduduk Arab Saudi yang berolahraga setidaknya sekali seminggu. Pemerintah ingin meningkatkan jumlah ini menjadi 40% pada tahun 2030, termasuk anak perempuan sebagai komponen utama bagi Arab Saudi yang lebih sehat.
Tetapi di negara dengan undang-undang yang ketat ini, tidak semua orang senang dengan perempuan berolahraga. “Saya kira tidak tepat bagi seorang gadis muda untuk mengambil kelas olahraga di sekolah, dia akan menjadi keras dan kasar, yang bertentangan dengan sifatnya yang lembut,” jelas Mohammed MS, yang mengaku sebagai ayah dua anak.
Namun, beberapa orang tetap optimistis dengan keputusan yang membolehkan perempuan berolahraga. Seperti yang disampaikan Hatoon al-Fassi, profesor sejarah di King Saud University. Dia mengatakan,”Keputusan ini penting, terutama untuk sekolah umum.”
“Adalah penting bahwa gadis-gadis di Kerajaan memiliki kesempatan untuk membangun tubuh mereka, untuk merawat tubuh mereka dan untuk menghormati tubuh mereka,” katanya kepada New York Times. (Okz)