Makin Jelas Terungkap, Proyek Israel Hancurkan Kompleks Masjid Al-Aqsa

Tidur malam keluarga Amin al-Siyam kerap terganggu karena suara-suara bising yang terdengar dari bawah tanah rumahnya. Kadang ia juga merasakan rumahnya bergetar dan itu terjadi sepanjang malam, dan baru berakhir menjelang pagi.

Bisa jadi bukan hanya keluarga al-Siyam yang merasakan gangguan itu, tapi juga keluarga-keluarga lainnya yang tinggal di kota Silwan yang terletak di kota suci Al-Quds, wilayah Yerusalem Timur yang dikuasai Israel. Gangguan-gangguan itu berasal dari aktivitas penggalian yang dilakukan orang-orang Israel, sebagai bagian dari proyek pembuatan lorong bawah tanah yang menuju lokasi kompleks Masjid Al-Aqsa. Mereka mengklaim penggalian itu sebagai penggalian situs bersejarah yang sudah dilakukan sejak tahun 2004.

Israel sengaja menutupi lokasi penggalian itu dengan pagar tinggi yang terbuat dari metal, sehingga warga di lingkungan tersebut tidak bisa melihat apa sebenarnya yang terjadi di bawah-bawah rumah mereka. "Kalau itu adalah situs bersejarah dan bukan untuk pemukiman, jika itu adalah situs untuk turis, lalu mengapa kami tidak boleh pergi ke sana dan melihatnya, " kata Ahmed Qarain, seorang warga Silwan.

Para aktivis di Israel juga meragukan kalau proyek penggalian itu merupakan proyek penggalian situs bersejarah. "Tak seorang pun tahu berapa panjang lorong-lorong itu dan sudah seberapa jauh mereka melakukan penggalian, " kata Meir Margalit, juru bicara organisasi Komite Israel yang menentang penghancuran rumah-rumah warga Palestina oleh rejim Zionis.

Komite itu juga curiga karena proyek penggalian tersebut dibiayai oleh Ir David Foundation, sebuah lembaga yang beranggotakan pemukim-pemukim Yahudi berhaluan kiri. "Mereka tidak akan melakukan penggalian hanya untuk keperluan arkeologi, " kata Margalit yang yakin ada agenda tersembunyi di balik proyek penggalian itu.

Sejak lama, al-Quds menjadi akar konflik Arab-Israel. Orang-orang Yahudi berusaha merebut al-Quds karena meyakini di bawah al-Quds-tepatnya di lokasi berdirinya al-Haram al-Sharif terdapat Kuil Haykal, tempat yang disucikan kaum Yahudi.

Sejak itulah, Israel mulai melakukan penggalian-penggalian di bawah tanah untuk menemukan lokasi kuil tersebut dan berambisi untuk membangunnya kembali. Penggalian itu sudah menjadi perhatian Syaikh Raed Salah, pemimpin Gerakan Islam di Israel yang mengingatkan bahwa Israel berencana mendirikan Sinagog yang megah di tengah kompleks Masjid al-Aqsa.

Tapi bagi warga Silwan, bukan cuma penggalian yang membuat mereka resah. Mereka lebih mengkhawatirkan tindakan rejim Zionis Israel yang sedikit demi sedikit mengubah keaslian kota Silwan. Rejim Zionis misalnya, mulai mengganti nama-nama sejumlah tempat di kota itu.

"Ini Silwan, tapi mereka (Israel) menyebutnya Ir David. Kami tahu nama jalan ini adalah jalan Wdi Helwa Siyam, tapi mereka memasang papan nama dengan tulisan Maale David, " kata sejumlah warga Silwan.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Israel berusaha keras untuk me-yudaisasi seluruh kota suci Yerusalem dan mengubah identitas keIslaman kota tersebut. Untuk mewujudkan ambisinya itu, rejim Zionis melakukan penindasan terhadap warga Palestina, berupa pengusiran dan penghancuran rumah-rumah warga Palestina.

Israel si penjajah, bahkan tidak memberikan izin membangun rumah bagi warga Palestina dan melarang warga Palestina merenovasi rumahnya tanpa seizin Israel. Rejim Zionis juga menerapkan pembuatan kartu tanda pengenal khusus bagi warga Palestina yang tinggal di Al-Quds, dan kerap melarang warga Palestina yang tidak punya kartu tersebut masuk ke al-Quds.

Rejim Zionis akan menarik kartu identitas tersebut, jika ada warga Palestina di al-Quds yang bepergian ke luar negeri untuk bekerja atau belajar, sehingga ketika mereka kembali, mereka tidak bisa masuk lagi ke al-Quds. (ln/iol/al-arby)