Majelis nasional Libya yang baru dibentuk memilih mantan pemimpin oposisi Muhammad el-Megarif sebagai presiden sementara negara itu pada hari Jumat ini (10/8), langkah terbaru untuk mendirikan sebuah kepemimpinan demokratis setelah dekade pemerintahan diktator yang digulingkan Muammar Qaddafi.
Megarif, dilihat sebagai tokoh Islam moderat, akan memimpin 200-anggota kongres, yang akan menunjuk perdana menteri, lewat UU dan mengarahkan Libya untuk pemilihan parlemen penuh setelah konstitusi baru disusun tahun depan.
Megarif, pemimpin partai Front Nasional, secara efektif bertindak sebagai kepala negara, tetapi tingkat sebenarnya dari kekuasaannya belum ditentukan. Dia mengalahkan calon liberal dalam pemungutan suara.
“Saya sangat bahagia. Ini adalah tanggung jawab besar,” kata Megarif kepada Reuters setelah pemilihan berakhir Kamis malam kemarin.
Megarif memenangkan 113 suara mengalahkan Ali Zidan dari independen, yang memperoleh 85 suara. Pemilihan berlanjut pada putaran kedua setelah tidak ada yang berhasil memenangkan suara mayoritas dalam putaran pertama.
“Ini adalah demokrasi. Inilah yang kita impikan, “kata Zidan kepada Reuters, memberi selamat kepada Megarif.(fq/aby)