Majalah Kristen Magazinet yang terbit di Norwegia memuat kartun-kartun Nabi Muhammad yang pernah di muat oleh harian Denmark Jyllands-Posten pada bulan September lalu dan menuai protes dari warga Muslim dan diplomat dari negara-negara Islam karena kartun-kartun yang diterbitkan itu sudah menghina umat Islam dan agama Islam.
Magazinet mengatas namakan ‘kebebasan berekpresi’ dalam mempublikasikan kartun-kartun yang kontroversial itu di majalahnya.
"Sama seperti Jyllands-Posten, saya sudah lama muak dengan erosi yang terus terjadi pada kebebasan berkespresi," ujar Vebjoern Selbekk, editor Magazinet.
Menurut Selbekk, kebebasan berkespresi di berbagai belahan dunia sudah terancam oleh agama yang tidak segan-segan menggunakan kekerasan. Ia mencontohkan kasus pembunuhan terhadap Theo Van Gogh pada 2004 lalu dan mengatakan bahwa ancaman yang dihadapi bukanlah ancaman kosong.
Lebih lanjut Selbekk menyatakan bahwa dirinya tidak takut menghadapi kemungkinan kemarahan bahkan ancaman pembunuhan seperti yang dialami Jyllands-Posten setelah menerbitkan kartun-kartun Nabi Muhammad itu.
Sementara itu, di Denmark, Perdana Menteri Anders Fogh Rasmussen menuding warga Muslim di negaranya sudah mencoreng reputasi negara Denmark di Timur Tengah untuk mencari dukungan menentang pemuatan kartun Nabi Muhammad itu.
Rasmussen menyatakan, ia ‘tercengang’ mendengar para pemuka Islam di Islamic Faith Community melakukan kunjungan ke Mesir, Syria dan Lebanon untuk ‘menggerakkan sikap mereka menentang Denmark dan orang Denmark.’
Namun Ketua Islamic Faith Community, Ahmad Abu Laban berargurmen bahwa kunjungan itu dilakukan karena warga Muslim merasa sudah dipinggirkan di Denmark ketika memprotes harian Jyllands-Posten yang memuat kartun Nabi Muhammad itu.
Sejak Jyllands-Posten memuat kartun-kartun Nabi Muhammad, kecaman berdatangan bukan hanya dari para pemuka Islam di Denmark tapi juga dari negara lain. Dalam salah satu kartun yang dipublikasikan harian Jyllands-Posten, Nabi Muhammad digambarkan mengenakan sorban berbentuk bom dengan ujungnya yang sudah terbakar. Padahal Islam melarang visualisasi Nabi Muhammad bahkan sahabat-sahabatnya karena khawatir visualisasi itu akan mengarah pada pemujaan yang berlebihan terhadap tokoh-tokoh itu.
Warga Muslim di Denmark meminta pemerintah Denmark menjatuhkan sangsi hukum pada Jyllands-Posten, namun jaksa wilayah menyatakan ia tidak akan menindaklanjuti tuntutan itu.
Pada Selasa (10/1) Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen malah mengkritik organisasi Muslim di negara itu karena dianggap sudah memberikan informasi yang salah tentang Denmark dalam kunjungannya ke Timur Tengah. Sehingga muncul berita-berita yang miring di media-media Arab.
Juru bicara Islamic Faith Community, Kasim Ahmad menolak kritikan itu dan mengatakan bahwa pihaknya tidak mengatakan apapun yang salah tentang Denmark. "Kami tidak salah mencari dukungan ke luar negeri dan menggunakan kebebasan untuk berbicara," tegas Kasem. (ln/aljz)