Ketua Aliansi Mahkamah Syariah Somalia, Syarif Syaikh Ahmad kepada BBC menolak informasi yang menyebutkan pihaknya akan mendirikan negara Islam di Somalia sebagaimana pemerintahan Thaliban di Afghanistan.
Menurutnya, informasi tersebut berasal dari pihak musuh yang ingin mengobarkan peperangan, menekan kemenangan yang telah diperoleh Mahkamah Syariah. Ia menjelaskan, pihaknya akan memberikan kebebasan pada rakyat Somalia untuk menentukan bentuk pemerintahan yang mereka inginkan di masa mendatang.
Menurut Syaikh Syarif Ahmad, dalam wawancaranya dengan BBC, “Mahkamah Syariah bukan gerakan politik tapi merupakan saluran kebangkitan rakyat Somalia setelah 16 tahun diguncang oleh pembunuhan, pertikaian dan penculikan.”
Ia melanjutkan bahwa organisasi aliansi yang dibentuknya ingin menyelamatkan pemerintahan bagi rakyat Somalia, agar dapat menentukan nasibnya sendiri tanpa intervensi pihak lain. “Kami melakukan aksi dengan bermusyawarah terhadap para tokoh dan seluruh perwakilan masyarakat, baik secara sosial maupun secara politik,” ujarnya. Menurutnya, aksi kekerasan akibat peperangan di Mogadishu akhir-akhir ini menjadi sangat mengerikan karena telah menewaskan 330 orang danyang terluka lebih dari 1500 orang dalam waktu satu bulan saja.
Setelah menguasai Mogadishu, Ia menyebutkan, "Ini adalah zaman baru bagi rakyat Somalia." Ia pun menyatakan siap menggelar dialog dengan pihak manapun untuk masa depan Somalia." (na-str/bbc)