Mahkamah Syariah di Somalia Larang Nonton Piala Dunia?

Pecandu Sepak Bola Somalia, Yahya Sauq, meminta Mahkamah Syariah yang menguasai Somalia mengizinkan pembukaan kembali sejumlah gedung bioskop yang telah ditutup, untuk digunakan menonton pertandingan sepak bola dunia yang saat ini digelar di Jerman.

Permintaan itu segera direspon Mahkamah Syariah, dengan menyatakan tidak ada larangan untuk ikut menyaksikan pertandingan sepak bola karena pelarangan penggunaan bioskop itu hanya untuk penayangan film-film cabul.

Syaikh Syarif Ahmad, kepala Mahkamah Syariah Somalia mengatakan, “Kami tidak melarang masyarakat menyaksikan pertandingan olah raga.”

Menurut koresponden Islamonline, tidak ada pelarangan dari pihak Mahkamah Syariah untuk menonton pertandingan piala dunia sepak bola. Sebagian gedung bioskop di sejumlah daerah di Somalia ternyata juga sudah dibuka untuk masyarakat yang ingin menyaksikan piala dunia yang diselenggarakan 4 tahun sekali itu. Meski memang ada sebagian daerah yang masih belum mengizinkan beroperasinya bioskop untuk pemutaran pertandingan.

Di kampung Sokhaula warga merasa resah karena belum bisa menyaksikan pertandingan sepak bola karena ada 4 bioskop yang ditutup oleh Mahkamah Syariah karena menayangkan film yang tidak sesuai dengan syariat Islam. “Kami menghormati kebijakan Mahkamah Syariah, tapi kami menyayangkan karena kami tidak bisa menyaksikan pertandingan piala dunia. Sementara sejumlah penduduk di desa lain bisa menyaksikannya,” ujar Ali Muhammad seorang penduduk kampung yang hijrah ke desa tetangganya demi menonton piala dunia.

Tapi, ternyata ada pula bagian masyarakat yang justru senang jika bioskop itu ditutup. Abdurrahman Hasan misalnya, penduduk kampung Haula, mengatakan, “Adik saya sampai bolos sekolah untuk menyaksikan film yang diputar di bioskop.” Terkait dengan penggunaan bioskop untuk pertandingan piala dunia, ia mengatakan, “Apakah anak-anak juga akan diizinkan menyaksikan piala dunia di bioskop, siang dan malam?”

Sementara itu, respon aktifis HAM di Somalia juga berbeda. Zamzam Abdullah salah satu aktifis HAM Somalia mengatakan, penyegelan lokasi pemutaran film oleh Mahakamah Syariah akan berdampak. “Menutup bioskop khususnya pada saat ini, akan mengurangi popularitas Mahkamah Syariah di kalangan rakyat Somal.” Ia menyarankan, “Dalam kondisi negara seperti sekarang, pemerintah sebaiknya tidak terlalu diperumit dengan masalah teknis seperti ini. Sebaiknya mereka menyusun sistem dan perundangan yang kuat dulu untuk Somalia, khususnya di Mogadishu. Kemudian mewujudkan stabilitas keamanan yang baik." Ia menganggap tindakan Mahkamah Syariah menutup sejumlah bioskop adalah langkah yang agak terburu-buru.

Beberapa waktu lalu, masyarakat Mogadishu pernah mengajukan protes terkait pemutaran film India di sejumlah bioskop. Bioskop-bioskop itu dianggap turut menyebarkan sikap amoral di kalangan rakyat Somalia terlebih bioskop itu dibuka siang dan malam. (na-str/iol)