Hasan Thahir Uweis, ketua Majelis Syuro Mahkamah Islam di Somalia, mengkritik politik AS yang arogan terhadap negara-negara Islam. Dalam wawancaranya dengan sejumlah wartawan lokal dan asing di kediamannya (21/8), Uwis mengatakan, “AS tidak ingin bangsa-bangsa dunia memilih sendiri apa yang mereka inginkan dan menganggap semua pihak yang tidak sejalan dengannya sebagai teroris.”
Dalam kesempatan itu, Ketua Majelis Syura Mahkamah Islam tersebut juga mengkritik dukungan Washington terhadap sejumlah pemerintahan di Timur Tengah, seperti Israel, guna melakukan politik arogansinya terhadap hak bangsa-bangsa Islam di wilayah tersebut. Termasuk dukungan AS terhadap Ethiopia yang dilandasi keinginan mengontrol Somalia. Uweis lalu menyebutkan bahwa Ethiopia adalah Israel Afrika. Ethiopia termasuk wilayah yang mendukung berdirinya pemerintahan transisi Somalia untuk menghadapi keberadaan Mahkamah Islam yang makin popular di masyarakat Somalia.
Uweis, yang namanya kini telah masuk dalam daftar teroris oleh AS, menjelaskan definisi terorisme versi AS. Menurutnya, kelompok manapun yang tidak sejalan dengan keinginan AS, dalam versi AS, mereka adalah teroris. “AS tidak mau membiarkan rakyat negara manapun menentukan keinginannya sendiri,” katanya.
Terkait misi Mahkamah Islam yang disebut sebut ingin mendirikan negara Islam di Somalia, Uweis mengatakan, “Kami tidak khawatir dengan berdirinya negara Islam di Somalia. Rakyat Somalia adalah rakyat muslim yang tidak ingin ada alternatif lain kecuali hukum Allah, dengan menutup mata apa yang dikatakan kelompok anti Islam di sini.” Ia juga menjelaskan kondisi Mahkamah Islamiyah sangat berbeda dengan tradisi gerakan Thaliban di Afghanistan. “Mereka hidup sangat berbeda dengan kaum Muslimin Somalia. Jatuhnya pemerintahan Thaliban dilakukan dengan senjata oleh Amerika yang ingin meruntuhkan pemerintahan Thaliban untuk kemaslahatan pemerintahan yang pro Amerika, yakni pemerintahan Hamid Karzay,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, bahwa Mahkamah Islamiyah memandang kaum perempuan sederajat dengan kaum pria yang berhak menerima pengajaran hingga tingkat pendidikan tinggi, sebagaimana kaum pria. Kaum wanita juga berhak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kodratnya sebagai wanita.
Ia menambahkan, “Bangsa-bangsa Islam saat ini berada di bawah penjajahan Barat yang tidak ingin kecuali sistem pemerintahan yang diinginkan Barat. Contohnya adalah keberhasilan Hamas ke tampuk pemerintahan Palestina yang tetap diklaim sebagai organisasi teroris oleh Barat, meskipun Hamas mencapai pemerintahan melalui proses demokrasi yang bersih. Meski demikian, Uweis mengatakan, visi Mahkamah Islam di Somalia adalah berinteraksi dengan penuh kehormatan dengan seluruh negara dunia, termasuk AS. (na-str/iol)