Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad mengajak semua cendekiawan Muslim di seluruh dunia untuk memecahkan perbedaan yang terjadi di kalangan umat Islam sekarang ini, dan memobilisasi dunia Islam untuk menjadi satu kesatuan yang memberikan manfaat dan kekuatan guna memperbaiki citra Islam.
"Seperti layaknya manusia, ketika anda membaca sesuatu, pemahaman anda mungkin berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Tapi jika kita kembali pada dasar-dasar ajaran Islam yang fundamental, tidak ada perbedaan sama sekali karena kita meyakini hal yang sama yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadist," kata Mahathir.
Ia menegaskan, umat Islam dari berbagai aliran bisa berekonsiliasi jika mereka kembali pada dasar-dasar ajaran Islam. Cendikiawan Muslim dan para ulama harus mendiskusikan masalah ini dengan rasional dan dengan cara yang benar, membawa umat Islam kembali dalam satu payung, di bawah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Mahathir mengakui bahwa pekerjaan itu tidak gampang dan dibutuhkan niat yang kuat.
"Umat Islam seharusnya memanfaatkan Organisasi Konferensi Islam untuk menyatukan kembali perbedaan-perbedaan yang ada atau menggunakan cara-cara lain yang akan menguntungkan umat Islam sendiri," sambung Mahathir.
Islam Diambang Perpecahan
Ia mengungkapkan, Islam kini sedang mengalami apa yang dialami oleh agama Kristen di masa lalu. "Di Kristen ada Protestan, Katolik dan Ortodok… Katolik dan Kristen kita ketahui sejak lama saling bertikai dan terbagi dalam kelompok-kelompok kecil. Pada masa lalu, mereka saling bunuh, saling bakar karena perbedaan pemahaman dan mereka cenderung saling memaki satu sama lain sebagai orang kafir," papar Mahathir.
"Tapi sekarang, mereka lebih liberal. Mereka tidak lagi saling mempertanyakan interpretasi agama mereka," sambung Mahathir.
Menurutnya, perpecahan yang terjadi di kalangan umat Islam sekarang ini karena adanya perbedaan interpretasi tentang Islam.
"Hari ini kita melihat syiah meledakaan masjid-masjid sunni, sunni meledakkan masjid-masjid syiah, kita melihat banyak sekali hal-hal yang antagonis antara kedua sekte itu, padahal mereka semua mengklaim sebagai umat Islam.
"Jika anda mengklaim sebagai Muslim, maka anda harus menghargai setiap umat Islam sebagai saudara-saudara anda sendiri. Tapi yang terjadi, mereka beranggapan sekte yang berbeda bukanlah Islam," katanya.
Mahathir juga mengkritik adanya misinterpretasi tentang Islam di sejumlah negara yang membuat sejumlah orang tidak mengizinkan kaum wanitanya bekerja. Kaum perempuan, kata Mahathir, seringkali tidak dipertimbangkan peranannya dalam pembangunan ekonomi. Padahal jumlah Muslimah di dunia cukup besar, apalagi setengah dari populasi dunia saat ini adalah kaum perempuan.
"Sudah banyak yang menunjukkan bahwa kaum perempuan memiliki kemampuan tertentu, mungkin bukan kekuatan fisik tapi kekuatan mental. Ketrampilan mereka dalam berbisnis sangat baik, sudah selayaknya kita membuka kesempatan buat mereka," kata Mahathir. (ln/iol)