Gerakan “Mahasiswa melawan kudeta” Mengumumkan bahwa, dan kematian salah satu mahasiswa menunjukkan adanya penyiksaan di kantor polisi Kairo.
Kelompok itu mengatakan melalui halaman resminya di jejaring sosial “Facebook”, “seorang mahasiswa, Mohammed Ramadhan, seorang mahasiswa di Fakultas Hukum, Universitas Ain Shams (timur Kairo) terbunuuh akibat penyiksaan oleh polisi.”
Gerakan tersebut Mengomentari insiden : “hak para martir tidak akan tersia-siakan .. dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pengorbanannya.”
Tentang rincian kejadian itu, Jihad Sultan, juru bicara gerakan tersebut di Universitas Ain Shams menyatakan “mahasiswa Mohammed Ramadhan, seorang mahasiswa hukum yang ditangkap di depan universitas selama 13 hari dan akhirnya meninggal akibat penyiksaan di dalam salah satu departemen di kantor polisi ,” katanya.
Sedangkan juru bicara Kementerian Dalam Negeri membantah bahwa kematian mahasiswa tersebut adalah akibat penyiksaan dan mengatakan itu mahasiswa tersebut mengalami kelelahan yang parah, ia juga mencatat bahwa jaksa sedang melakukan penyelidikan keadaan kematian itu.
Mayjen. Hani Abdel Latif, juru bicara juru bicara Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan bahwa “berbicara tentang penyiksaan terhadap mahasiswa yang meninggal tidak benar dan tidak berdasar”.
Ia mengatakan Abdul Latif dalam pernyataan yang disiarkan Anatolia Agency : Mahasiswa Mohamed Ramadan telah menderita kelelahan berat dalam tahanan, ia lalu dibawa ke rumah sakit Olive (Kairo) dan meninggal di sana. ”
Telah tercatat hampir 90 warga Mesir meninggal didalam penjara Mesir sejak peristiwa penyerangan “Rabia” dan An-Nahdhoh hingga sekarang. (hr/im)