Pasukan komando khusus Iran berhasil mengalahkan pasukan AS dan berhasil menerobos ke dalam instalasi nuklir Israel untuk membebas warga Iran yang menjadi sandera. Itulah jalan cerita sebuah game komputer produksi Iran, berjudul "Special Operation 85: Hostage Rescue."
"Kami mengedepankan sikap tidak mementingkan diri sendiri, pengabdian dan pembelaan terhadap negara kami, " kata Muhammad Taghi Fakhrian, sekretaris jenderal Persatuan Mahasiswa Muslim di Teheran pembuat game komputer itu.
Pembuatan game yang membutuhkan waktu hampir tiga tahun itu, tersebut disponsori oleh kementerian pendidikan Iran, dengan biaya sekitar 40 ribu dollar. Tujuan pembuatan game tersebut, menurut para pejabat kementerian pendidikan Iran, untuk merangkul kaum muda Iran dan mendorong mereka agar mendukung program nuklir Negara Para Mulah itu.
Menurut Fakhrian, ia dan timnya memilih game komputer karena game komputer adalah perangkat yang paling populer di kalangan anak-anak, yang bisa dimanfaatkan untuk mentransfer nilai-nilai seperti pengorbanan dan kebanggaan sebagai martir bagi negara, sekaligus memfokuskan pada isu nuklir Iran.
Game komputer ini, nampaknya sebagai salah satu upaya Iran untuk mengimbangi produksi-produksi game buatan AS dalam beberapa tahan belakangan ini, yang isinya memojokkan Iran seperti "Counter Strike", "Assault on Iran" dan "US Attack Iran. "
Game terbaru buatan para mahasiswa Iran terdiri dari delapan level permainan. Dalam permainan ini dikisahkan, dua ilmuwan nuklir Iran diculik oleh pasukan AS saat kedua ilmuwan itu melakukan perjalanan ziarah ke Karbala, tempat suci kaum Syiah di Irak.
Seorang veteran tentara Iran Bahman Nasseri, ditugaskan memimpin misi pembebasan bagi pasangan suami isteri yang baru menikah, Saeed dan Maryam, yang berada dalam penjara Israel.
Setelah berhasil mengindentifikasi lokasinya, tokoh pahlawan dalam game tersebut menemukan empat diplomat Iran juga disekap bersama dua ilmuwan Iran tadi. Dan dimulailah pertempuran panjang melawan pasukan AS dan Israel.
Untuk memenangkan permainan itu, pemainnya harus menyelesaikan delapan level permainan; membunuh tentara AS dan Israel, mencuri laptop mereka yang berisi informasi rahasia dan akhirnya membebaskan kedua ilmuwan dan diplomat dari sekapan musuh.
Pemain yang "tewas" dalam operasi, di game tersebut diberi kesempatan untuk mencoba lagi, dan kalimat yang akan muncul, "Dengan bantuan dan perlawanan, Anda bisa mengalahkan musuh. " (ln/iol)