Tidak kurang dari 250 orang Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) berkumpul untuk melakukan aksi solidaritas Gaza, Ahad (4/1) di Auditorium Pasangrahan KPMJB.
Kendati ujian di kampus Al Azhar semakin dekat, hal itu tak menghalangi mereka untuk tetap hadir sebagai wujud kepedulian. Acara ini dimulai pukul 16.00 waktu Kairo, di tengah musim dingin yang sore itu mencapai suhu 15°C.
Peserta yang hadir cukup membludak, sehingga auditorium Pasangrahan tak cukup lagi menampung peserta yang hadir. Sebagian dari mereka yang terlambat harus sabar menyimak acara dari luar.
Acara yang betemakan "PEDULI PALESTINA; KADO MASISIR UNTUK GAZA" ini diprakarsai oleh Dewan Pengurus Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Mesir (DPP-PPMI dan Wihdah-PPMI) di bantu oleh lembaga Studi Informasi Alam Islam (SINAI) Mesir, sebagai organisasi mahasiswa Indonesia yang berkonsentrasi dalam pemberitaan Dunia Islam di Mesir.
Dalam sambutannya mewakili Presiden PPMI, Heri Nuryahdin mengatakan "Sudah selayaknya kita sebagai umat Islam harus ikut berpartisipasi. Saudara kita di Gaza, mereka menyambut tahun baru dengan nyanyian rudal-rudal Israel, ketentraman tidak lagi bisa mereka rasakan, mari kita bantu mereka dengan apa yang kita miliki, Allah Akbar!, teriak Heri yang disambut pekikan takbir oleh seluruh hadirin.
Acara kemudian dilanjutkan dengan prolog kabar duka Gaza yang di pandu oleh Taryudi, Lc. dari staff Kajian Dunia Islam (KDI) SINAI. Taryudi menyampaikan tentang teritorial Gaza, juga keadaan rakyat Gaza yang sudah lama tidak merdapatkan pasokan makanan. Ia menceritakan, bagaimana rumah sakit yang tidak memadai, persedian obat-obatan yang mulai menipis. Keadan peserta mulai teriris-iris dengan data-data yang dilontarkan.
Selanjutnya, kabar duka Gaza kedua di sampaikan oleh Muhammad Syarief, Lc. sebagai Wakil direktur SINAI, beliau menyampaikan keadaan rakyat Gaza yang dimulai dari pengeboman Israel tanggal 27 Desember 2008 tahun lalu. Hingga hari ke-9. "Rakyat Gaza kedinginan, mereka tidak berselimut. Mereka kekurangan makanan. Mereka hanya memiliki dua pilihan hidup mulia atau mati sebagai syuhada". ungkapnya.
Di tengah orasi sederhana ini, pembicara kemudian mempertanyakan, di mana umat Islam? Apa yang telah dilakukan untuk Gaza? Dua pertanyaan ini kontan menyihir peserta dengan tangisan. Peserta semakin tergugah, ketika melihat film dokumenter yang diputar, tidak sedikit diantara mereka yang tertunduk dengan penuh airmata.
Sambil menunggu shalat Magrib tiba. Umarul Faruq, Lc. sebagai MC memberikan waktu kepada hadirin untuk menyampaikan orasi singkat. Yang pada saat itu diisi oleh dua mahasiswa asal Sumatra Barat dan Riau. Acara dilanjutkan dengan shalat Maghrib dan shalat Ghaib yang diimami oleh Ust. Faiz Husaini, Lc. Acara kemudian di tutup dengan doa oleh Ust. Khalid Muslih, MA. Doa yang dilantukan dalam bahasa arab itu membuat para hadirin yang hadir tak kuasa menahan haru, seakan mereka merasakan derita saudaranya di Gaza. Mereka tidak bisa memberi bantuan lebih kecuali dengan lantunan doa dan uang yang mereka miliki.
Selain bertujuan untuk melakukan solidaritas, acara ini juga turut menyertakan penggalangan dana untuk rakyat Gaza. Yang akan disalurkan bersamaan dengan instansi-intansi dari Indonesia, yang akan tiba di Mesir pada tanggal 10 Januari mendatang. (kiriman dari Muhammad Jalil, Cairo Mesir)