Kepala Jaksa Pengadilan Kejahatan Internasional-The Hague-Luis Moreno Ocampo menyatakan, PM Inggris Tony Blair dan Presiden AS George W. Bush sudah bisa diajukan ke pengadilan internasional atas tuduhan berkoalisi melakukan kejahatan perang di Irak.
Ocampo menyatakan siap melakukan penyelidikan dan mempertimbangkan agar dua tokoh perang Irak itu, suatu saat bisa diseret ke pengadilan internasional yang bermarkas di Den Haag, Belanda. Untuk itu, ia meminta negara-negara Arab, khususnya Irak, mengajukan gugatan terhadap Barat ke pengadilan internasional.
Duta besar Irak untuk PBB mengatakan, negaranya sedang mempertimbangkan gugatan itu. Sementara AS menolak wewenang hukum pengadilan internasional dan menyatakan tidak akan menyerahkan satu pun warga negaranya ke pengadilan kejahatan internasional. Sedangkan Inggris sudah menyatakan siap menghadapi gugatan sebagai penjahat perang, namun yang akan dihadapkan ke pengadilan hanya dari kalangan tentara saja.
Moreno Ocampo mengaku frustasi atas tudingan-tudingan miring yang diarahkan ke lembaga keadilan yang dipimpinnya, terutama dari dunia Arab yang menilai pengadilan kejahatan internasional bersikap bias terhadap kepentingan Barat.
Ditanya apakah ia mampu menciptakan situasi di mana Blair dan Bush hadir di pengadilan dan menjawab tuduhan kejahatan perang di Irak, Moreno Ocampo menjawab, "Tentu saja. Kemungkinan itu ada..negara mana pun yang tergabung dalam lembaga pengadilan ini bisa mengetahui, siapa pun yang melakukan kejahatan di negaranya, saya bisa menuntutnya. "
Meski sudah ada lampu hijau, para praktisi hukum bersikap skeptis, apakah pengadilan internasional akan mampu mengadili Bush dan Blair. Negara-negara Muslim mengkritik pengadilan kejahatan internasional yang dianggap "enggan" memperkarakan kejahatan-kejahatan yang dilakukan pemerintah Barat selama ini di Irak.
Di antara negara yang menginginkan Bush dan Blair di seret ke pengadilan internasional adalah negara Sudan. Negara ini sudah menyerukan The Hague untuk segera melakukan penyelidikan terhadap sepak terjang pasukan koalisi pimpinan AS di Irak. (ln/theage/Islamicity)