Serial televisi bernuasa Islam yang disiarkan Canadian Broadcasting Corporation (CBC), mendapat sambutan hangat publik Kanada.
Serial televisi berjudul "Little Mosque on the Prairie" itu digarap sebagai serial yang bergenre situasi komedi (sitkom). Ide CBC untuk membuat serial sitkom berlatarbelakang Islam ini salah satunya, karena selama ini, belum ada televisi di Barat yang membuat serial komedi bernuansa Islam.
Kirstine Layfield, direktur eksekutif program jaringan CBC mengakui, bahwa membuat serial sitkom tentang sesuatu yang selama ini dianggap mudah menimbulkan ketersinggungan, sangat beresiko.
Tapi ternyata, penayangan pertama serial ini pada hari Selasa (23/1) kemarin, ditonton oleh sekitar 2, 1 juta pemirsa. Angka ini cukup menggembirakan, karena di Kanada sebuah tayangan televisi yang dianggap favorit, paling hanya ditonton oleh satu juta orang. CBC sendiri dalam satu dekade ini, belum pernah memiliki program acara jumlah penontonnya sebanyak penonton "Little Mosque on the Prairie."
Dalam tayangan pertama, diceritakan tentang sekelompok warga Muslim di sebuah kota padang rumput di Saskatchewan berusaha mendirikan sebuah masjid di salah satu ruangan paroki gereja setempat. Seseorang yang lewat, melihat warga Muslim yang sedang sholat dan langsung menghubungi "hotline laporan teroris" untuk melaporkan apa yang dilihatnya dan membuat geger kota itu.
Untuk menghindari kekacauan, warga Muslim memanggil seorang imam kelahiran Kanada dari Toronto. Tokoh imam ini dikisahkan sengaja meninggalkan firma hukum milik ayahnya, agar bisa menjadi imam. "Bunuh diri karir, " begitu pikir sang ayah. Cerita berlanjut, dalam perjalanan ke kota tadi, sang imam ditahan di bandara, atas laporan seseorang yang mendengar ia berkata di telepon, "Jika ayah menganggap ini bunuh diri, biarlah. Ini rencana Allah untukku."
Sementara itu, pemimpin kelompok warga Muslim sedang berusaha mempertahankan argumen rencana mereka mendirikan masjid pada seorang warga lokal. Pemimpin itu berkata, "It’s a pilot project", dan warga lokal itu langsung kaget sambil berujar, "Anda melatih para pilot?!"
Mungkin terdengar lucu. Tapi dialog itu menggambarkan fakta kerap terjadinya salah paham antara Muslim dan non-Muslim.
Serial televisi itu adalah hasil karya Zarqa Nawaz. Ia mengatakan, ia sedang tidak berusaha untuk menjembatani gap budaya. Ia hanya berharap serial yang dibuatnya bisa membuat orang tersenyum dan lebih baik lagi jika bisa membantu meningkatkan pemahaman antara Muslim dan non-Muslim.
"Saya ingin masyarakat luas melihat kami dengan wajar, dengan kesamaan masalah dan keprihatinan seperti orang lain mengalaminya. Kami adalah bagian dari masyarakat Kanada seperti juga yang lainnya, " kata Nawaz yang membuat serial itu berdasarkan pengalamannya sendiri sebagai Muslimah yang pindah dari Toronto, perkotaan ke pedesaan.
CBC akan menayangkan 13 episode serial tersebut dan sudah menegosiasikan pada produsernya untuk membuat 13 episode lagi di musim semi. Pihak CBC menyewa seorang konsultan sebelum penayangan, untuk menghindari hal-hal yang kemungkinan bisa menyinggung pemirsanya.
Para pemuka Muslim di Kanada umumnya menyambut baik serial tersebut. "Warga Muslim agak terlambat untuk menertawai diri mereka sendiri, tapi kita harus menggunakan humor untuk menyembuhkan perpecahan seperti yang terjadi di setiap komunitas, " kata Muhammad Elmasry, seorang imam dan Presiden Canadian Islamic Congress.
Kritik
Meski demikian, ada juga yang mengkritik bahwa serial ini terlalu ringan untuk menghadapi ancaman dari kalangan Muslim yang radikal dan imam-imam yang memberi pengaruh pada generasi muda Muslim untuk bersikap radikal.
Kritik itu dilontarkan kolomnis Toronto Globe dan Mail, Margaret Wente. Ia menyoroti tokoh imam Ammar Rashid di serial tersebut yang tanpa janggut, mengenakan celana jeans ketat dan bertampang seperti "bintang soap opera."
"Kalau ada iman seperti itu di dunia ini, saya akan masuk Islam dan langsung naik pesawat terbang ke Makkah, " tulis Wente.
Yang jelas, produser serial tersebut sudah melakukan pendekatan dengan para eksekutif stasiun televisi di AS, Dubai, Israel, London, Jerman dan Perancis untuk menyiarkan serial itu. Pihak produser mengirimkan contoh episode pertama dan kedua, dan nampaknya televisi di negara-negara itu berminat menayangkannya.
Sejauh ini baru televisi kabel di AS yang sudah menyatakan minatnya. Para pejabat di CBC berharap mereka bisa memperluas tayangan serial itu ke jaringan televisi yang lebih besar. (ln/MoL)