Sudah lima tahun berlalu Amerika menggelar perang melawan terorisme setelah aksi serangan langsung terhadap gedung kembar WTC pada 11 September 2001 lalu. Bila hampir semua pihak di dunia ini menganggap aksi serangan 11/9 sebagai aksi terorisme, lantas apa nama aksi-aksi kejahatan yang dilakukan Zionis Israel di Palestina selama ini. Itulah salah satu pertanyaan yang dilontarkan sejumlah media Arab pekan-pekan ini.
Dalam editorial dengan judul “Setelah Lima Tahun”, harian Arab Saudi “al-Wathan” menulis bahwa pembicaraan tentang peringatan tahun ke-5 peristiwa 11 September ini tak bisa dielakan dari dua hal penting. Pertama terkait dengan perang Amerika terhadap terorisme dan evaluasi hasilnya setelah berjalan lima tahun dari peristiwa tersebut. dan yang kedua adalah berkaitan dengan definisi terorisme itu sendiri.
Terkait dengan masalah yang pertama, harian al-Wathan melihat, berdasarkan pengakuan presiden Amerika, bahwa Amerika belum berhasil merealisasikan tujuan perangnya melawan terorisme, negara ini masih mengalami ancaman terorisme meski dalam tingkat yang lebih kecil.
Al-Wathan menjelaskan bahwa setelah lima tahun deklarasi perang melawan terorisme, serta setelah agresi ke Afganistan dan Irak, sesungguhnya Amerika justru merealisasikan kebalikan dari tujuan yang diinginkan. Bahkan lebih buruk lagi, ungkap al-Wathan, bahwa Amerika dan sekutu utamanya, yaitu Inggris, telah menciptakan lebih banyak musuh yang sebelumnya tidak termasuk dalam daftar mereka yang anti terhadap perang melawan terorisme yang diusung Amerika dan sekutunya secara terang-terangan.
Untuk masalah yang kedua, yaitu terkait dengan definisi terorisme, al-Wathan mengakui bahwa apa yang dilakukan para pelaku serangan pada 11 September 2001 adalah aksi terorisme, dengan segala makna dan istilahnya. Namun ada yang perlu dipertanyakan: lantas apa nama aksi-aksi yang dilakukan Israel di Palestina dan agresi yang dilakukan di Libanon?
Al-Wathan berkesimpulan, prinsip elektisisme (memilih-milih) dalam penamaan sesuatu itulah yang telah mengembalikan Amerika ke titik nol. Bahkan Amerika telah menciptakan lebih banyak musuh dalam perang melawan terorisme, meskipun deklarasi perang itu telah berjalan selama 5 tahun. (was/aljzr)