Libya Diduga Berbohong Tidak Akui Bekerjasama dengan AS untuk Penangkapan Mujahidin Liby

libiLibya meminta  penjelasan pihak AS  yang telah menculik seorang warga  Libya yang diduga sebagai  pemimpin al – Qaeda Libya dalam sebuah serangan di Tripoli .

Ali Zeidan , perdana menteri Libya , menyatakan bahwa pemerintahannya tidak diberitahu tentang rencana  pasukan komando AS yang menculik  Nazih Abdul – Hamed al- Ruqai , dikenal dengan Anas al – Liby , di ibukota Libya pada hari Sabtu .

” Pemerintah Libya mempertanyakan berita tentang penculikan seorang warga Libya yang dicari oleh otoritas AS , ” kata Zeidan dalam sebuah pernyataan . ” Pemerintah Libya telah menghubungi pihak berwenang AS untuk meminta mereka untuk memberikan penjelasan . ”

Liby dicari oleh AS atas dugaan perannya dalam pemboman kedutaan Afrika Timur yang menewaskan 224 orang pada tahun 1998 . AS telah menawarkan $ 5 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya .

Mohammed El – Hadi , koresponden Al Jazeera di Tripoli , pernyataan pemerintahan Libya bertolak belakang dengan  pernyataan  istri Liby yang mengatakan,  bahwa Liby ditangkap saat ia bersiap siap berangkat untuk  sholat Subuh  oleh delapan sampai 10 pria bertopeng .

” Istrinya melihat beberapa orang keluar dari dua mobil di depan rumah … dia menambahkan bahwa pria bertopeng segera menyerangnya sebelum dia bisa keluar dari mobilnya . ”

” Dia bilang Liby sedang bercakap cakap dengan mereka , dan isterinya  mendengar beberapa dari mereka berbicara dengan dialek Libya … dan beberapa informasi yang didengar mengindikasikan mereka adalah pasukan khusus Libya . ”

George Little , juru bicara Departemen Pertahanan AS, mengatakan bahwa Liby sedang ditahan oleh militer AS di lokasi yang aman di luar Libya ” .

Serangan di Libya bertepatan dengan usaha AS yang gagal di Somalia untuk menculik  Ahmed Godane , seorang pemimpin kelompok al-Shabab .

The New York Times mengutip seorang pejabat keamanan AS yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa serangan di Barawe itu sebagai tanggapan terhadap serangan al- Shabaab bulan lalu di mall Westgate di Kenya , yang menewaskan sedikitnya 71 orang tewas .

Mengomentari serangan itu  , John Kerry , sekretaris negara AS , memperingatkan kepada para pejuang al – Qaeda bahwa mereka bisa lari tapi mereka tidak dapat sembunyi” .

Berbeda dengan pernyataan Libya ,  Perdana Menteri Somalia, Abdi Farah Shirdo mengatakan,  ” kami kerjasama dengan mitra internasional (AS dan barat) melawan terorisme , adalah bukan rahasia ” . (Aljazeera/KH)