Perdana Menteri Libanon Fuad Siniora minta Uni Eropa melakukan tekanan terhadap AS agar negara Paman Sam itu memainkan peran yang lebih konstruktif untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.
Siniora menyampaikan hal itu dihadapan Parlemen Eropa, Rabu (27/9). Ia mengatakan bahwa dunia Arab dan Muslim berada dalam persimpangan yang akan membawa mereka ke perdamaian atau ke arah ekstrimisme.
"Situasinya menjadi bertambah rumit. Cara untuk menangani semua ini adalah dengan kembali ke akar persoalannya," kata Siniora.
Menurutnya, resolusi Dewan Keamanan PBB yang telah mengakhiri perang Israel-Hizbullah dan dibukanya kembali pembicaraan bagi pembentukan negara Palestina, perlu dilakukan dengan cara yang fair.
Pada para wartawan Siniora melanjutkan,"Uni Eropa punya peran yang sangat penting. Khususnya, Uni Eropa bisa dan harus melakukan tekanan terhadap AS agar berperan lebih konstruktif." Siniora menilai selama ini AS sudah gagal melakukan peran yang konstruktif itu.
"Ini masalah kepercayaan, masyarakat di wilayah kami memiliki kepercayaan pada Uni Eropa dan tidak pada AS," sambungnya.
Siniora juga meminta agar pasukan Israel segera ditarik dari Libanon. Ia menyebut pendudukan Israel di wilayah Libanon, termasuk wilayah Shebaa Farms sebagai ‘Ibu dari semua penyakit-penyakit ini’.
"Agar penghentian kekerasan ini bisa berlangsung lama, Israel harus mundur tanpa ditunda-tunda lagi, dari posisi-posisi yang masih didudukinya di wilayah Libanon dan Israel harus menghentikan kekerasan di wilayah Libanon," desak Siniora.
Sementara panglima angkatan bersenjata Israel mengatakan, pertentangan seputar bagaimana tentara Libanon dan pasukan penjaga pedamaian PBB menangani masalah pejuang Hizbullah, telah menyebabkan ditundanya penarikan mundur pasukan Israel dari Libanon.
Siniora mengatakan, perlucutan senjata Hizbullah hanya bisa dilakukan setelah pasukan Israel mundur dan dalam keterangan persnya kemarin, Siniora menegaskan, setelah pasukan Israel ditarik, "tidak akan ada argumen apapun bagi dilanjutkannya persenjataan di tangan Hizbullah."
Ia menambahkan, dengan menyerahkan wilayah Libanon secara penuh di bawah kontrol rakyat Libanon akan memperkuat kalangan moderat dan akan "menarik karpet dari bawah kaki kaum ekstrimis.." (ln/aljz)