Pemerintah Pakistan menyatakan melarang operasional lembaga sosial Jamaat-ul-Dawa dengan alasan lembaga itu merupakan bagian dari jaringan terorisme yang melakukan serangan ke Mumbai, India.
Setelah Menteri Dalam Negeri Pakistan Rehman Malik mengumumkan larangan itu, pasukan keamanan India menutup semua kantor Jamaat-ul-Dawa di empat provinsi di Pakistan termasuk wilayah Kashmir yang berada dibawah otonomi Pakistan.
Mendagri Pakistan mengatakan, semua asset milik lembaga dan para pimpinannya dibekukan. Nama mereka juga dimasukkan dalam daftar nama orang yang dicekal, tidak boleh berpergian ke luar negeri oleh pemerintah Pakistan.
"Pakistan memberlakukan larangan ini sesuai dengan keputusan yang diambil Dewan Keamanan PBB," kata Malik. Dewan Keamanan PBB, atas permintaan India, menyatakan Jamaat-ul-Dawa sebagai organisasi teroris dan empat pemimpinnya dimasukkan dalam daftar teroris.
Juru Bicara Jamaat-ul-Dawa, Abdullah Muntazir membenarkan bahwa pemerintah Pakistan telah melarang dan menutup semua kantor mereka di seluruh Pakistan. Menurut Abdullah, aparat keamanan pasukan selain menyegel kantor juga melakukan penggeledahan ke rumah-rumah aktivis lembaga itu, meski pemilik rumah tidak berada di tempat.
"Aparat Pakistan telah melecehkan anggota keluarga para aktivis. Saya tidak tahu apakah setelah ini saya masih bicara dengan Anda atau tidak, karena saya bisa ditangkap kapan saja," kata Abdullah pada Islamonline.
Ini adalah kedua kalinya Pakistan memberlakukan larangan terhadap lembaga Jamaat-ul-Dawa. Larangan pertama pada bulan Mei 2001, ketika lembaga ini masih bernama Markaz Dawa-ul-Irshad (MDI) dan Lashkar-e-Taiba. Kemudian MDI memulai operasionalnya kembali dan menyatakan tidak ada kaitannya lagi dengan Lashkar-e-Taiba.
Pendiri MDI adalah Hafiz Saeed, seorang mantan profesor di bidang studi Islam di Universitas Teknik Lahore. Saeed mendirikan MDI pada tahun 1986 setelah empat tahun berjuang di provinsi Kunar, Afghanistan melawan pasukan Uni Soviet. Tahun 1990, Saeed membentuk sayap militer MDI, Lashkar-e-Taiba yang melakukan perlawanan terhadap pasukan India yang berada di wilayah Kashmir India.
Sementara Lashkar terus melakukan perlawanan bersenjata, MDI beroperasi sebagai lembaga amal dan sosial yang mendirikan rumah-rumah sakit, klinik kesehatan, sekolah dan pusat-pusat bantuan di Pakistan. MDI mendapat sokongan dana dari sejumlah negara Arab dalam melakukan kegiatan sosialnya.
Setelah dinyatakan dilarang oleh pemerintah Pakistan, MDI mengubah nama menjadi Jamaat-ul-Dawa pada tahun 2001. Sementara Lashkar-e-Taiba dinyatakan sebagai organisasi teroris oleh Pakistan pada tahun yang sama. Tahun 2002, Presiden Pakistan Pervez Musharraf menyatakan organisasi itu sebagai organisasi terlarang dan tahun 2005, PBB memasukkan Lashkar-e-Taiba ke dalam daftar organisasi teroris.
Jamaat-ul-Dawa memiliki kantor pusat yang cukup besar di utara kota Lahore. Organisasi sosial ini memiliki 200.000 anggota yang terdaftar dan menjadi lembaga yang berpengaruh di Punjab dan Azad Kashmir. Lembaga itu saat ini mengoperasikan sekitar 200 sekolah dan 156 rumah sakit dan klinik yang melayani masyarakat miskin di seluruh Pakistan.
Entah bagaimana nasih sekolah-sekolah dan rumah-rumah sakit itu setelah Jamaat-ul-Dawa dinyatakan ditutup. Mendagri Pakistan mengatakan, pendiri lembaga itu, Hafiz Saeed yang tinggal di Lahore, sudah dinyatakan sebagai tahanan rumah. (ln/iol)