Pihak berwenang Bangladesh pada hari ini (Selasa) mengatakan mereka tengah menyelidiki puluhan lembaga-lembaga amal yang beroperasi di negara miskin tersebut atas dugaan keterlibatan mereka dalam pendanaan aktivitas militan.
Menteri keuangan Bangladesh – A.M.A Muhith mengatakan kepada AFP, pemerintah telah memutuskan untuk melakukan pemeriksaan selama sebulan terhadap lembaga-lembaga amal itu, setelah terjadi bentrokan di sebuah pangkalan militer di pusat kota, di mana pihak berwenang menduga adanya keterlibatan para militan Islam pada bentrokan tersebut.
"Penyelidikan sedang berlangsung. Kami sedang memeriksa aktivitas mereka," ujar Muhith terhadap lembaga amal. Dia mengatakan pihak berwenang telah menyelidiki organisasi-organisasi amal yang dibuat antara tahun 2001 sampai 2006, di bawah pemerintahan gabungan Bangladesh yang dipimpin oleh partai nasionalis serta mempunyai sekutu partai Islam.
Tiga puluh kelompok sedang dalam penyelidikan, menurut surat kabar berbahasa Bengali – Samakal, yang mengatakan terdapat lebih dari 78.000 LSM yang beroperasi di negara miskin tersebut. Dan belum diketahui berapa banyak yang diklasifikasikan sebagai LSM Islam.
Lebih dari 70 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi pada akhir bulan lalu di markas tentara Bangladesh di pusat kota Dhaka. Setidaknya 56 orang yang tewas adalah perwira senior tentara.
Pihak pemerintah menyatakan telah menemukan hubungan atas keterlibatan militan Islam dari organisasi Jamayetul Mujahideen Bangladesh (JMB) yang terlibat dalam bentrokan berdarah tersebut.
JMB disalahkan atas rentetan pemboman dan serangan bunuh diri di seluruh bangladesh pada tahun 2005 di mana 28 orang tewas. Pemimpin kelompok tersebut telah di hukum mati dengan digantung oleh pihak militer yang di dukung oleh pemerintah yang berkuasa.
Perdana menteri Sheikh Hasina telah berulang kali mengatakan dalam tiga bulan sejak dia berkuasa bahwa pemerintahan sipilnya akan membasmi terorisme di negara Bangladesh.(fq/alby)