Sumber-sumber medis di Palestina menyebutkan, tujuh warga Palestina gugur, 50 orang luka-luka dan bebarapa orang yang belum diketahui jumlahnya terkubur di bawah reruntuhan bangunan akibat ledakan di sebuah rumah di wilayah utara Jalur Ghaza itu. Hamas menyatakan, ledakan itu disebabkan oleh serangan udara Israel.
Namun pihak Israel menolak tudingan Hamas bahwa tentara mereka terlibat dalam insiden ledakan tersebut. Insiden mengenaskan ini menimpa rumah keluarga Ahmed Hamouda, seorang komandan Hamas di kota Beit Lahiya.Di antara tujuh warga Palestina yang tewas, salah satunya adalah seorang bayi perempuan. Menurut Hamas, Hamouda adalah salah seorang pembuat bom senior Hamas.
Pada saat yang sama, terjadi pertempuran antara pejuang Palestina dan pasukan Zionis Israel di Neit Lahiya, utara Ghaza. Pertempuran itu menyebabkan dua pejuang Palestina gugur. Mereka adalah pejuang dari Brugade Martir al-Aqsa dan dari Democratic Front for the Liberation of Palestine.
Juru bicara militer Israel mengatakan, tentara mereka melepaskan tembakan karena melihat pejuang Palestina mendekati pagar perbatasan. Israel terus melakukan serangan rutinnya ke Jalur Ghaza, meski sudah menyatakan bersedia melakukan negosiasi gencatan senjata dengan Hamas di mana Mesir menjadi mediatornya. Untuk negosiasi itu, Israel telah mengirimkan utusannya Amos Gilad ke Mesir.
Rezim Zionis pada Rabu kemarin menegaskan, meski mereka bersedia negosiasi, militer Israel tetap diinstruksikan untuk siaga untuk menggelar operasi militer secara luas ke Jalur Ghaza jika negosiasi gagal.
Menyusul insiden ledakan di Jalur Ghaza, para pejuang Hamas membalasnya dengan menembakkan roket dan mortir ke selatan Israel. Tembakan itu menyebabkan seorang perempuan Israel mengalami luka-luka. (ln/aljz)