Ledakan Bom Kedua Guncang Beirut, Libanon Tuding Suriah Terlibat

Warga Beirut, Libanon kembali dikejutkan oleh ledakan bom di sebuah pusat perbelanjaan di distrik Verdun. Ledakan itu terjadi ketika aparat keamanan Libanon dan kelompok Fatah al-Islam menyatakan bersedia melakukan gencatan senjata setelah dua hari terlibat pertempuran.

Akibat ledakan di pusat perbelanjaan itu, sedikitnya tujuh orang dilaporkan tewas, dua di antaranya anak laki-laki. Menurut kepolisian, bom yang meledak itu beratnya sekitar 10 kilogram dan di pasang di bawah sebuah mobil. Tak heran jika ledakannya merusak sejumlah kendaraan dan gedung-gedung di sekitar lokasi kejadian.

Peristiwa ledakan bom ini merupakan peristiwa kedua, setelah pada Sabtu malam kemarin, sebuah bom meledak di sebuah distrik di Beirut yang menewaskan satu orang dan 10 orang lainnya luka-luka.

Kalangan intelejen Libanon menuding Suriah telah membantu kelompok Fatah al-Islam dan berada di balik serangan-serangan bom tersebut untuk mengganggu stabilitas pemerintahan Libanon di bawah pimpinan PM Fuad Siniora yang cenderung pro Barat.

Namun tuduhan itu dibantah duta besar Suriah untuk PBB Bashar Jaafari. Para pemimpin faksi Palestina yang ada di Libanon, juga membantah keterlibatan mereka dengan kelompok Fatah al-Islam. Mereka malah menawarkan bantuan pada Siniora untuk berdialog dengan kelompok itu.

Peristiwa ledakan bom di pusat perbelanjaan itu, makin memperuncing situasi di Libanon. Pasalnya sudah dua hari ini militer Libanon terlibat pertikaian dengan kelompok Fatah al-Islam. Bahkan korban tewas akibat pertikaian itu mencapai 58 orang.

Seorang sumber di pemerintahan Libanon mengungkapkan, pihak militer sebenarnya sudah menyatakan siap menghentikan pertikaian asalkan pihak Fatah al-Islam melakukan hal yang sama. Sementara itu, perwakilan Jihad Islam Abu Ahmad Rifai menyatakan bahwa Fatah al-Islam sudah bersedia gencatan senjata dan mundur dari posisi berhadapan dengan tentara Libanon.

AS yang selama ini mendukung pemerintahan Fuad Siniora di Libanon, mulai ikut bicara atas situasi di Libanon. Presiden AS George W. Bush hari Senin kemarin menyatakan bahwa ada kelompok ekstrimis di Libanon yang ingin menumbangkan pemerintah dan para ekstrimis itu harus dikendalikan.

Namun Bush meminta Libanon untuk tidak menuding Damaskus terlibat dalam konflik yang saat ini terjadi, meski ia meyakini pengaruh Suriah di Libanon masih kuat.

"Saya tidak tahu tentang insiden ini. Saya menahan diri untuk tidak menuduh sampai saya mendapatkan informasi yang lebih meyakinkan. Tapi saya katakan, tidak ada keraguan bahwa Suriah terlibat secara mendalam di Libanon. Tidak ada keraguan bahwa mereka masih terlibat di Libanon, " ujar Bush. (ln/aljz)