Sebuah ledakan bom mengguncang markas televisi pemerintah Suriah di jantung kota Damaskus melukai beberapa orang pada hari Senin ini (6/8) hanya dua hari setelah militer mengatakan telah merebut daerah yang dikuasai pemberontak terakhir dari ibukota.
Di kota Aleppo, militer Suriah membombardir serangkaian wilayah pejuang anti Assad setelah pejabat keamanan pemerintah mengatakan bahwa pasukan mereka telah menyelesaikan persiapan kekuatan 20.000 tentara yang siap untuk serangan darat.
Menteri Informasi Al-Omran Zoabi mengatakan tidak ada kematian dalam pemboman pagi Senin ini di gedung televisi pemerintah di distrik Umayyah di Damaskus.
“Jelas bahwa ledakan itu disebabkan oleh alat peledak,” kata Zoabi. “Beberapa rekan kami terluka, namun tidak ada yang cedera serius, dan tidak ada yang mati.” Penyiar mengatakan bahwa ledakan itu menghantam lantai tiga kantor pusat. Namun televisi masih tetap mengudara meskipun adanya pengeboman.
Serangan Senin ini bukanlah yang pertama terhadap media yang pro-pemerintah di Suriah.
Pada tanggal 27 Juni pria bersenjata dengan bahan peledak menyerang kantor saluran televisi satelit Al-Ikhbariya di luar Damaskus, membunuh tiga wartawan dan empat penjaga keamanan.
“Kelompok teroris menyerang kantor Al-Ikhbariya, dengan menanam bahan peledak di studio dan meledakkannya secara bersama dengan peralatan kontrol,” kata Zoabi setelah serangan itu.
Pada tanggal 18 Juli, empat pejabat tinggi keamanan – termasuk ipar Presiden Bashar al-Assad – tewas dalam serangan bom yang mengguncang jantung rezim. Serangan itu diklaim dilakukan oleh Tentara Pembebasan Suriah.(fq/hurriyet)