Gubernur wilayah Sinai Selatan Muhammad Hani mengungkapkan, tiga bom yang meledak di kota Dahab, sebuah kota wisata di kawasan Laut Merah, Mesir adalah bom bunuh diri. Sementara TV Mesir dalam siarannya melaporkan, bom-bom yang menewaskan 23 orang dan melukai 62 orang lainnya dikendalikan dengan remote control.
"Ledakan-ledakan yang terjadi lebih lemah dari kasus ledakan bom sebelumnya, namun kali ini mereka menggunakan serangan bom bunuh diri," kata Muhammad Hani.
Presiden Mesir Husni Mubarak menyebut peristiwa ledakan bom sebagai ‘aksi terorisme yang kejam’ dan ia bersumpah akan menghukum para pelakunya.
Menteri Dalam Negeri Mesir menyatakan, di antara tiga warga negara asing yang tewas, salah satunya seorang anak warga negera Jerman. Mereka yang mengalami luka-luka antara lain warga negara Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Perancis, Australia, Korea Selatan, AS, Israel, Libanon dan Palestina.
Serangan bom di Dahab merupakan serangan yang ketiga kalinya di Sinai sejak Oktober 2004, ketika 34 orang tewas dalam rangkaian ledakan bom di hotel Taba yang terletak dekat perbatasan dengan Israel. Ledakan serupa juga mengguncang Sharm al-Syeikh, di selatan Sinai pada Juli 2005 lalu dan menewaskan 70 orang.
Otoritas berwenang di Mesir mengaitkan aksi-aksi ledakan itu dengan sebuah kelompok kecil yang didirikan kelompok militan dari Palestina yang berbasis di Sinai.
Cerita Saksi Mata
Ledakan yang terjadi di dua restoran dan sebuah supermarket di Dahab, salah satu kawasan wisata populer di Mesir terdengar pada pukul 04.15 waktu setempat, Senin (24/4) petang. Para saksi mata mengatakan, kaca-kaca toko dan furnitur hancur berantakan dan genangan darah berceceran di lantai.
"Kami mendengar tiga ledakan dekat sebuah supermarket di dekat pantai di Dahab. Kemudian terlihat kepulan asap, orang-orang berlarian dan menjerit-jerit," kata Frederic Mingeon, turis asal Perancis.
"Kami berlari ke lokasi kejadian dan menemukan orang-orang, teman-teman kami tergeletak. Beberapa di antaranya sudah tewas," kata Hani Sadeq yang bekerja di sebuah toko.
"Beberapa orang masih hidup dengan tangan patah. Kami mengangkut mereka ke rumah sakit. Kami ingin tahu mengapa ini terjadi, seandainya kita tahu siapa pelakunya. Seandainya saya melihatnya, saya akan menghabisinya. Dahab mati sekarang," sambungnya.
Kota Dahab adalah kota yang terletak di pinggir pantai. Lokasi ini menjadi salah satu tempat wisata yang paling populer di kalangan turis bagpacker dan masyarakat Mesir yang merayakan festival musim semi Shamm al-Nassim. (ln/aljz)