Aparat kepolisian Thailand menyatakan, sedikitnya 28 ledakan bom terjadi sepanjang hari Minggu (18/2) malam di sejumlah hotel, tempat hiburan karaoke dan pusat jaringan listrik dan tempat-tempat komersial di Thailand Selatan.
Ledakan itu menyebabkan tiga orang tewas dan lebih dari 50 orang luka-luka. Rangkaian ledakan bom yang terjadi beruntun itu, menurut polisi dan militer Thailand, merupakan serangan yang sudah direncanakan
Di provinsi Yala, sedikitnya sembilan ledakan menyebabkan dua orang tewas, 33 orang luka-luka. Di provinsi Narathiwat, satu orang tewas dan 20 orang luka-luka. Di kawasan perbatasan Sungai Golok-yang dikenal sebagai lokasi tujuan wisatawan Malaysia dan Singapura-terjadi lima ledakan bom dan dilaporkan tidak ada korban jiwa.
Tujuh ledakan bom lainnya terjadi di kota perbatasan Betong. Dua ledakan juga dilaporkan terjadi di provinsi Pattani dan Songkhla dan akibat peristiwa itu, jalur komunikasi dan listrik di Pattani terputus.
Juru bicara militer Thailand, Kolonel Wichai Thongdaeng mengatakan, aparat keamanan sudah dikerahkan ke empat provinsi di Thailand Selatan karena khawatir akan ada serangan bom lanjutan.
"Kami yakin serangan-serangan itu sudah direncanakan untuk menimbulkan perpecahan dan ketakutan di tengah masyarakat, " kata Kolonel Wichai.
Peristiwa ledakan bom beruntun itu terjadi setelah aparat kepolisian Thailand melaporkan tentang tiga orang warga keturunan China yang tewas terbunuh di provinsi Pattani-salah satu provinsi di Thailand Selatan-saat perayaan tahun baru Imlek.
Aparat keamanan Thailand menuding aksi penembakan dan ledakan bom itu dilakukan oleh para pejuang Muslim di Thailand Selatan. Menurut Wichai, pihaknya kesulitan untuk mencegah kemungkinan aksi ledakan susulan karena aparat keamanan tidak tahu sasaran selanjutnya dari para pelaku. (ln/aljz)