Kelompok Syiah Hizbullah beroperasi di dalam perbatasan Suriah, dengan sekitar 1.500 agen yang menyediakan “dukungan luas” bagi rezim Suriah, Surat kabar The Times melaporkan, laporan ini menguatkan laporan sebelumnya yang diperoleh Al Arabiya dari dokumen rahasia Suriah yang bocor, di mana Hizbullah terlibat aktif dalam kerusuhan di Suriah pada awal-awal pemberontakan.
Hizbullah sudah lama diyakini memberikan dukungan penting bagi Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam upaya untuk meredam pemberontakan nasional yang dimulai pada bulan Maret 2011 lalu.
Sumber yang dekat dengan kelompok Hizbullah Syiah-Lebanon dan anggota aliansi pemberontak Suriah – Tentara pembebasan Suriah – serta diplomat Barat, telah menyatakan keterlibatan Hizbullah dalam krisis di Suriah.
Namun Hizbullah telah berulang kali membantah keterlibatan mereka dalam konflik di negara tersebut.
Meskipun upaya untuk menjauhkan diri dari tuduhan itu, seorang komandan senior Hizbullah yang dimakamkan di Lembah Bekaa timur Lebanon pekan ini, oleh pemberontak Suriah diklaim ia tewas di negara mereka, The Times melaporkan.
Situs afiliasi Hizbullah, moqawama.org, mengklaim komandan Hizbullah “meninggal saat menjalankan tugas jihad” tanpa menyebutkan mengapa atau bagaimana ia terbunuh.
Pada hari Sabtu lalu, Al Arabiya merilis file rahasia Suriah yang diperoleh dari sumber-sumber oposisi. File itu mengungkapkan bahwa Hizbullah telah mengirim 250 “personil dukungan” ke kota Aleppo Suriah pada Mei 2011. Pada saat itu, Aleppo belum bergabung dalam pemberontakan dan masih relatif tenang dan terkendali, sehingga cukup masuk akal bagi rezim Assad untuk mendapat dukungan pihak asing di sana.
Eman Eddin al-Rasheed, Kepala Biro Politik di Dewan Nasional Suriah, mengatakan, terlepas bahwa rezim telah membangun tentara dengan cara yang menjamin kesetiaan mutlak di saat yang paling sulit, rezim masih memendam ketakutan dan paranoia. Assad takut pasukannya mungkin gagal membela dia suatu hari nanti, dan itulah sebabnya ia tidak ragu-ragu untuk mencari bantuan dari “tentara bayaran” Hizbullah di bulan-bulan awal revolusi.
Pada bulan Agustus 2012, Al Arabiya menayangkan sebuah video yang menunjukkan seorang pria bernama Hassan al-Salim Megdad yang diyakini menjadi salah satu komandan Hizbullah yang ditangkap oleh pejuang oposisi Suriah.(fq/aby)