Tentara-tentara NATO di Afghanistan benar-benar sudah kehabisan akal menghadapi sepak terjang Taliban yang beberapa bulan terakhir membuat pasukan-pasukan asing di Afghanistan mengalami kekalahan. Lewat program Afghan Social Outreach Program (ASOP), militer Inggris berencana memberikan sejumlah uang pada para pemuka-pemuka suku di provinsi Helmand agar mau melawan Taliban.
Inggris akan menyediakan "uang sogokan" sebesar 800 poundsterling per tahun yang diberikan dalam bentuk "gaji bulanan" pada para pemuka suku di Afghanistan agar lebih meningkatkan perlawanan pada Taliban.
Juru Bicara Kepresidenan Afghanistan, Humayun Hamidzada menyatakan, program "suap" ini bukan untuk membentuk kelompok-kelompok milisi di Afghanistan, tapi untuk lebih memberdayakan warga setempat dalam menjaga keamanan wilayahnya.
"Kami melengkapi mereka, bukan hanya dengan senjata tapi dengan apa saja sehingga mereka mampu melindungi wilayah mereka," kata Hamidzada.
Sejumlah pejabat pemerintahan Afghanistan mengatakan, untuk uji coba, program ASOP akan dilaksanakan di dua distrik di provinsi Helmand dalam minggu-minggu ini. Selanjutnya, program ASOP akan dilaksanakan secara bergiliran di seluruh provinsi itu. Siapa tokoh masyarakat yang diikutsertakan dalam program tersebut, dipilih langsung oleh Gubernur Helmand, Gulab Mangal.
Helmand merupakan salah satu provinsi di Afghanistan yang berhasil dikuasai kembali oleh Taliban. Perlawanan Taliban di Helmand juga menimbulkan banyak korban di pihak pasukan Inggris.
"Kami kehilangan wilayah-wilayah utama di Helmand, karena kami gagal melakukan pendekatan dengan warga setempat agar berpihak pada kami," kata seorang pejabat pemerintah Taliban.
Bagi para pengamat politik, strategi memberikan "uang sogokan" bagi para tokoh masyarakat di Helmand untuk melawan Taliban, tidak akan berhasil.
"Melihat kondisi keamanan yang rapuh, ASOP adalah strategi beresiko tinggi," kata Matt Waldman dari organisasi bantuan Oxfam pada surat kabar Independent.
Menurutnya, strategi ASOP justru akan menyuburkan kelompok-kelompok milisi dan akan menimbulkan persoalan di kemudian hari.
Walden juga mengatakan, ASOP menunjukkan bahwa situasi di Afghanistan lebih sulit dan rumit bagi pasukan asing, dibandingkan dengan situasi yang mereka hadapi di Irak. (ln/iol)