Larang Jilbab, Presiden Iran Sebut FIFA Diktator dan Penjajah

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyebut FIFA diktator dan penjajah karena melarang tim sepakbola perempuan Iran berlaga dalam pertandingan babak kualifikasi Olimpiade 2012, karena tim sepakbola perempuan Iran mengenakan jilbab.

"Mereka (FIFA) adalah diktator dan penjajah yang ingin memaksakan gaya hidup mereka kepada yang lain. Kami akan menghadapi mereka yang telah menerapkan kebijakan buruk ini. Kami akan membela hak-hak anak-anak perempuan kami," tandas Ahmadinejad.

Ahmadinejad layak berang, karena FIFA bersikap diskriminatif terhadap atlet muslimah yang berjilbab, dan bukan sekali ini FIFA menjatuhkan sanksi pada tim sepakbola perempuan Iran karena masalah jilbab.

"Para pemain dan pelatih tidak boleh menampakkan pesan-pesan politik, keagamaan, komersial maupun pesan pribadi, atau slogan dalam bahasa dan dalam bentuk apapun dalam permainan maupun perlengkapan tim mereka," demikian pernyataan FIFA.

Pada April 2010, federasi sepakbola dunia itu pernah mengumumkan akan melarang jilbab dan busana relijius lainnya selama pelaksanaan Olimpiade 2012. Untuk memenuhi persyaratan FIFA, tim sepakbola perempuan Iran menyesuaikan seragam mereka, terutama jilbabnya dengan disain khusus.

Menurut Kepala Urusan Perempuan Federasi Sepakbola Iran, Farideh Shojaei, tidak ada masalah dengan disain baru jilbab tersebut dan tim sepakbola perempuan Iran masih dibolehkan bertanding. "Itu artinya, tidak ada kendala dan kami bisa berpartisipasi dalam Olimpiade," kata Shojaei.

Tapi kemudian FIFA menyatakan seragam tim sepakbola perempuan Iran menyalahi aturan FIFA karena para pemainnya mengenakan jilbab. Para pejabat di Federasi Sepakbola Iran menilai larangan jilbab yang diberlakukan FIFA adalah penghinaan terhadap dunia Islam, karena jilbab dalam ajaran Islam merupakan kewajiban bagi para muslimah. (ln/yn/oi)