Sebuah laporan PBB yang dirilis Selasa ini (12/6) bahwa pasukan pemerintah Suriah dan sekutu mereka milisi “shabbiha” untuk pertama kalinya masuk dalam daftar dari 52 organisasi pemerintah dan kelompok bersenjata yang merekrut, membunuh atau melakukan serangan seksual terhadap anak-anak dalam konflik bersenjata di negara itu.
Di Suriah, menurut laporan PBB, anak-anak berumur 9 tahun telah menjadi korban dari pembunuhan, penangkapan sewenang-wenang, penahanan, penyiksaan, dan kekerasan seksual, dan telah digunakan sebagai perisai manusia.
“Dalam hampir semua kasus yang dicatat, anak-anak juga menjadi korban operasi militer oleh pasukan pemerintah, termasuk angkatan bersenjata Suriah, pasukan intelijen dan milisi shabbiha, dalam konflik yang sedang berlangsung dengan oposisi, termasuk Tentara Pembebasan Suriah,” laporan itu mengatakan, menurut Associated Press.
Kelompok hak asasi manusia memperkirakan bahwa sekitar 1.200 anak-anak tewas selama pemberontakan 15-bulan melawan Presiden Bashar al-Assad.
“Jarang, saya melihat kebrutalan tersebut terhadap anak-anak seperti di Suriah, di mana anak perempuan dan anak laki-laki ditahan, disiksa, dieksekusi, dan digunakan sebagai tameng manusia,” kata Radhika Coomaraswamy, wakil khusus PBB untuk anak-anak dalam konflik bersenjata, AFP melaporkan.
Coomaraswamy mengatakan bahwa sementara krisis baru meletus tahun 2011 dengan meminta korban terhadap anak-anak seperti di Suriah, dan juga di Libya, pelanggaran terhadap perempuan dan anak lelaki telah berakhir di bagian dunia lain.(fq/aby)