Laporan ECRI: Islamofobia di Belanda Meningkat Tajam

Laporan Komisi Anti-Rasisme Eropa menyebutkan sikap Islamofobia di Belanda "meningkat secara dramatis" sejak tahun 2000, di mana warga Muslim diluar batas proporsional menjadi "target"aparat kepolisian dan mengalami tindak kekerasan serta diskriminasi.

Menurut laporan European against Racism and Intolerance (ECRI), penyebab makin meningkatnya sikap Islamofobia di Negeri Kincir Angin itu adalah berbagai peristiwa yang menjadikan warga Muslim sebagai kambing hitam, seperti peristiwa serangan 11 September di AS dan pembunuhan Theo Van Gogh seorang kolomnis dan sutradara film Belanda.

Warga Muslim di Belanda yang jumlahnya sekitar satu juta jiwa atau enam persen dari total populasi negeri itu, menurut ECRI, mengalami apa yang disebut "stereotipe" dan "stigmatisasi", serta menjadi korban bulan-bulanan politik rasis dan pemberitaan media yang bias tentang umat Islam. Di Belanda, warga Muslim yang paling berat memikul dampaknya adalah komunitas Muslim Maroko dan Turki.

Menjawab laporan ECRI, pemerintah Belanda menyatakan bahwa negaranya sudah mengadopsi undang-undang anti-rasisme, bahkan membuka kantor anti-diskriminasi di seluruh negeri. Pemerintah Belanda juga mengatakan bahwa pihaknya juga sudah memberikan hak yang sama di lapangan pekerjaan bagi warga Muslim.

Namun di sisi lain, seorang menteri di kabinet pemerintahan Belanda hari Jumat pekan kemarin meminta agar sekolah-sekolah, lembaga layanan publik dan transportasi umum melarang penggunaan cadar.

Seorang anggota parlemen Belanda dari kelompok kiri-jauh bernama Geert Wilders juga menyatakan akan membuat film tentang al-Quran yang isinya justru melecehkan kitab suci umat Islam itu. Rencana Wilders membuat menteri-menteri Uni Eropa prihatin, karena khawatir akan memicu kemarahan umat Islam. (ln/al-araby)