Pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw belum berhenti, meski kasus-kasus semacam ini telah menimbulkan ketegangan di beberapa negara. Kali ini pelecehan Nabi Muhammad saw dalam bentuk kartun terjadi di Bangladesh yang tentu saja memicu kemarahan umat Islam di negara itu.
Kartun tersebut dibuat oleh kartunis lokal bernama Arifur Rahamn dan dimuat di majalah mingguan Alpin. Maulana Obaidul Haque, Imam Masjid Baitul Mukkaram National menyebut kartun tersebut sebagai penghinaan yang keji terhadap Rasulullah saw. Kartun tersebut menggambarkan seorang anak laki-laki dengan seekor kucing yang dibei nama dengan nama Rasulullah saw.
Haque bersama sejumlah ulama terkemuka di Bangladesh langsung menggelar pertemuan dengan pejabat tinggi pemerintah Bangladesh, hari Selasa (18/9), untuk menyampaikan protes atas penerbitan kartun tersebut. Delegasi ulama itu meminta agar pemerintah mencabut izin penerbitan group media Prothom Alo yang menerbitkan majalah Alpin, karena telah memicu sentimen bernuansa agama.
Setelah pertemuan itu, pemerintah Bangladesh menangkap pembuat kartun tersebut di rumahnya dan menyita majalah Alpin dari peredaran. Pemerintah juga melarang penjualan, pemasaran, pencetakan ulang, publikasi termasuk melarang siapa pun menyimpan gambar kartun Nabi Muhammad saw itu.
Mainul Hossain, penasehat bidang hukum dan informasi pemerintah berjanji akan menghukum pihak-pihak yang terlibat dalam kasus kartun ini. Ia menyatakan, penerbitan kartun Nabi Muhammad saw adalah sebuah konspirasi untuk mengganggu ketenangan negara Bangladesh, negara berpenduduk 148 juta jiwa dan mayoritasnya Muslim.
Meski di Bangladesh aksi unjuk rasa dilarang sejak bulan Januari lalu, namun pada Rabu kemarin lebih dari 3. 000 Muslim Bangladesh menggelar aksi protes di Dhaka. Mereka membakar harian Prothom Alo, meski pihak Prothom Alo sudah menyampaikan permohonan maaf atas penerbitan kartun tersebut. (ln/iol)