Seorang wanita Somalia berumur 41 tahun dari perumahan Vollsmose telah di usir dari sebuah bis kota karena ia menolak untuk memperlihatkan wajahnya yang tertutup Niqab kepada supir bis tersebut, menurut media Fyens Stiftstidende Denmark.
Kasus serupa juga pernah terjadi di Århus, ketika Houria Nouioua bersama suami dan tiga anaknya juga diminta turun dari bis karena niqab yang ia kenakan.
Untuk Amina Farah Sulaiman, kejadian ini merupakan yang ke empat kalinya dalam beberapa bulan terakhir, dia diusir dari bis di Odense. Niqab sendiri adalah pelengkap dari seorang muslimah dengan hijab yang dia kenakan, menutup seluruh wajah kecuali sedikit di bagian mata.
Menurut Amina, sopir bis mengatakan kepadanya bahwa sopir tersebut tidak bisa melihat wajahnya dan dia menolak menerima tiket bis. Dia
"Saya tidak akan menjalankan bis ini, kecuali jika anda keluar. Keluar dari bis sekarang!"Amina mengutip kata-kata dari supir bis itu.
"Saya sangat marah dan tersinggung dan saya hanya bisa menangis." katanya.
Ketua dewan Fynbus – Torben Andersen, yang juga merupakan penasehat partai sosialis lokal, mengatakan bahwa reaksi dari sopir bis tersebut tidak memuaskan.
"Saya tidak berpikir penghakiman yang diperlihatkan dalam kasus ini sesuatu yang cukup baik," ujarnya menambahkan, akan tetapi dewan juga bertanggung jawab terhadap masalah ini, karena belum dan tidak adanya panduan yang jelas tentang bagaimana sopir bis harus bereaksi ketika berhadapan dengan wanita muslim yang menggunakan hijab termasuk menutup wajah mereka.
"Ini wilayah abu-abu dimana dewan tidak berkata secara tegas apa yang diinginkan. Tapi saya telah meminta CEO Carsten Hyldborg untuk memastikan bahwa kami memiliki proposal aturan pada pertemuan dewan berikutnya sehingga akan memungkinkan untuk menggunakan tiket bila Anda berkerudung, "kata Andersen.
Dewan Fynbus mungkin tidak setuju dengan penolakan sopir bis terhadap Amina Farah Sulaiman, tapi tidak dengan Alex Ahdrendtsen yang merupakan penasehat pada partai rakyat lokal Denmark.
"Sopir bis sudah melakukan tindakan yang benar dan saya berharap dewan Fynbus dan manajemen perusahaan bis itu menegakkan keputusan dengan benar. Tidak ada yang salah dari sikap sopir bis itu. Kita tinggal di Denmark, dan di Denmark anda harus menunjukkan wajah anda," kata Ahrendtsen.
Menteri Transportasi Lars Barfoed mengatakan, jika seseorang tidak mau menunjukkan wajahnya, maka ia harus membeli tiket bis jenis lain dan ada tambahan biaya dari itu semua.(fq/politiken)