Lagi-Lagi Larangan "Jilbab" di Kompetisi Olahraga di Amerika

Juashaunna Kelly, siswi Theodore Rosevelt High School di Amerika Serikat harus memendam kesedihan dan kekecewaannya karena disdiskualifikasi dalam kompetisi Montgomery Invitational, sebuah kompetisi olahraga lari yang digelar di dalam ruangan.

Yang membuat Kelly, bintang olahraga lari di sekolahnya itu makin kecewa, adalah alasan panitia penyelenggara mengeluarkannya dari kompetisi itu. Seragam lari yang dikenakan Kelly dianggap melanggar aturan. Seragam lari yang dikenakan Kelly, dengan warna biru dan oranye sesuai warna seragam timnya, sebenarnya tidak jauh beda dengan seragam pelari lainnya, cuma didisain menutup bagian leher sampai kaki, dilengkapi dengan semacam topi penutup kepala.

"Mereka menanyakan mengapa saya memakai penutup kepala. Saya bilang, karena saya seorang Muslim, " tutur Kelly mengisahkan alasan panitia mengeluarkannya dari kompetisi itu.

Direktur kompetisi Tom Togers menyatakan bahwa seragam pelari yang dikenakan Kelly melanggar aturan seragam Asosiasi Federasi Nasional Sekolah Menengah di AS. Padahal, Kelly mengenakan seragam yang sama dalam banyak kompetisi yang diikutinya selama tiga tahun belakangan ini, termasuk kompetisi Montgomery Invitational pada tahun 2006 lalu.

Namun Roger menegaskan bahwa keputusan diskualifikasi terhadap Kelly, tidak ada kaitannya dengan masalah agama. Ia mengklaim sudah melakukan sosialisasi publik sebelum mengambil keputusan itu, termasuk membicarakan masalah ini pada pelatih sekolah menengah Roosevelt, Tony Bowden. Tapi Bowden sendiri membantah bahwa dirinya sudah diajak bicara soal keputusan diskualifikasi itu.

Ibu Kelly, Sarah mengungkapkan keputusan diskualifikasi berawal dari penutup kepala yang dikenakan Kelly, sebagai pengganti jilbab. "Mereka bilang bahwa Kelly harus melepas penutup kepalanya itu. Tahun lalu, Kelly ikut dalam kompetisi yang sama, dan tidak ada orang yang mengatakan sesuatu padanya, " kata Sarah.

Bowden membenarkan, bahwa yang dipersoalkan panitia adalah penutup kepala Kelly, bukan warna dari seragamnya. "Tahun lalu tidak jadi masalah. Kenapa tahun ini dipersoalkan? Beri saya penjelasan, " tuntut Bowden.

Masalah penutup kepala sebagai pengganti jilbab, bukan sekali ini menimpa para atlet perempuan Muslim. November 2006, seorang remaja Muslimah berusia 11 tahun, juga dikeluarkan dari turnamen Yudo di Kanada karena mengenakan jilbab. Sebelumnya, seorang remaja Muslimah Kanada juga dilarang ikut kompetisi sepakbola, karena jilbabnya dianggap melanggar aturan permainan tersebut. (ln/iol)