Setelah peristiwa Haditsah, perlahan tapi pasti sejumlah kasus pembunuhan warga sipil Irak oleh pasukan AS mulai terkuak. Sebuah rekaman video yang diperoleh BBC menunjukkan kasus pembunuhan lainnya yang dilakukan secara sengaja oleh pasukan AS di kota Ishaqi pada bulan Maret lalu.
Pada saat itu, AS mengklaim hanya empat orang yang tewas dalam sebuah serangan yang dilakukan pasukannya. Namun polisi Irak mengatakan jumlah korban tewas 11 orang, mereka semua tewas ditembak oleh pasukan AS.
AS tidak bisa berkelit lagi dengan adanya bukti rekaman video ini, meski selama ini mereka berusaha menutup-nutupi seperti mereka menutup-nutupi peristiwa Haditsah. Militer AS, menurut BBC, menyatakan akan menyelidiki kasus pembunuhan warga sipil Irak di kota Ishaqi itu.
Namun, Ian Pannel, reporter BBC di Baghdad melaporkan, pernyataan militer AS itu ditanggapi dengan sinis oleh masyarakat Irak. Mereka menuding pasukan AS sebenarnya sudah sejak lama menjadikan warga sipil sebagai target serangannya.
Dalam rekaman video yang didapat BBC, terlihat kenyataan yang bertolak belakang dengan pernyataan pihak berwenang AS tentang peristiwa di kota Ishaqi, 100 kilometer sebelah utara Baghdad, yang terjadi pada 15 Maret 2006.
Pihak AS mengatakan, mereka yang tewas terlibat dalam baku tembak setelah ada informasi bahwa seorang pendukung al-Qaidah berkunjung ke sebuah rumah di kota itu. Baku tembak yang sangat sengit menyebabkan rumah itu roboh dan menewaskan empat orang, terdiri dari seorang tersangka, dua perempuan dan seorang anak kecil.
Sementara laporan yang dibuat polisi Irak, menyebutkan bahwa pasukan AS mengepung dan sengaja menembaki 11 orang yang berada di dalam rumah, termasuk lima anak-anak dan empat wanita, sebelum akhirnya menghancurkan rumah itu.
Dalam rekaman video, terlihat sejumlah mayat terdiri dari orang dewasa dan anak-anak yang menurut editor berita dunia John Simpson sangat jelas bahwa mereka tewas karena luka tembak. BBC mendapatkan rekaman video itu dari sebuah kelompok Sunni yang anti pasukan koalisi. Setelah dilakukan cek silang dengan rekaman lainnya yang diambil pada waktu yang sama, rekaman video itu diyakini keasliannya.
Bukti Baru Peristiwa Haditsah
Terkait dengan peristiwa Haditsah, PM Irak Nuri al-Maliki menyatakan bahwa peristiwa itu adalah sebuah ‘Kejahatan yang Mengerikan.’
"Kejahatan dan kepedihan peristiwa Haditsah adalah kejahatan yang mengerikan di mana wanita dan anak-anak dibunuh," kata al-Maliki.
Presiden AS George W. Bush nampaknya juga dibuat pusing dengan meruaknya berita pembunuhan warga sipil di Irak oleh pasukannnya. "Jelas, tuduhan-tuduhan itu sangat mengganggu saya dan militer kami, terutama korps marinir," kata Bush mengomentari kasus Haditsah.
Seorang sumber pejabat AS yang tidak mau disebut namanya mengungkapkan, bukti awal dari penelitian forensik pihak militer menunjukkan bahwa korban peristiwa Haditsah tewas akibat luka tembakan. Hal ini bertentangan dengan pernyataan pihak militer sebelumnya yang mengatakan bahwa para korban tewas akibat ledakan bom.
Pelatihan Etika Bagi Pasukan AS
Menyusul kasus-kasus di Irak yang mempermalukan AS, para komandan militer AS diserukan untuk memberikan pelatihan etika pada semua anggota pasukan selama satu bulan ke depan yang mereka sebut sebagai ‘core warrior values’.
Bush mengatakan, pelatihan itu sudah diinstruksikan untuk lebih menegakkan prosedur dan standar bertempur. "Pelatihan itu cuma untuk mengingatkan pasukan baik yang di Irak maupun diseluruh kemiliteran kami, bahwa mereka dituntut menerapkan standar yang tinggi dan ada ada aturan-aturan ketat yang harus dipatuhi," kata Bush. (ln/aljz/bbc/iol)