Aksi penembakan oleh sekelompok orang bersenjata kembali terjadi di Gaza, tepatnya di Kota Khan Yunis. Aksi penembakan itu menewaskan hakim pengadilan agama yang juga dikenal sebagai anggota Hamas, Bassam al-Farah.
Sejumlah saksi mata mengungkapkan, empat orang laki-laki menyergap al-Farah,45, melepaskan tembakan ketika al-Farah keluar dari mobilnya dan menuju gedung pengadilan Beni Suheila, tempatnya bekerja sebagai hakim.
Para saksi mata yang tidak mau disebut identitasnya pada Reuters juga mengatakan, keempat laki-laki yang melakukan penembakan terlihat sempat menikmati makan paginya di sebuah restauran sambil menunggu al-Farah tiba.
Menurut pihak rumah sakit, tubuh al-Farah diterjang banyak peluru.
Peristiwa penembakan ini terjadi hanya dua hari setelah peristiwa penembakan tiga anak agen intelejen Palestina yang juga pendukung setia Fatah.
Insiden pembunuhan al-Farah makin meningkatkan ketegangan antara Hamas dan Fatah, dan makin meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang saudara. Para pejabat Hamas dan Fatah saling tuding atas dua insiden pembunuhan tersebut.
Mushir al-Masri, anggota parlemen dari Hamas menuding kelompok yang ingin melakukan kudeta di Fatah bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi di jalan-jalan di Palestina. Sementara juru bicara Fatah, Tawfiq Abu Khoussa menyalahkan dominansi faksi Hamas.
"Saudara-saudara di Hamas harus akurat dan tidak langsung melemparkan tuduhan sebelum ada penyelidikan," katanya.
Menteri Dalam Negeri Palestina yang ditunjuk Hamas, Ahmad al-Khalidi mengecam pembunuhan al-Farah.
Ia mengatakan,"Yang diuntungkan dari semua ini adalah para penjajah Israel dan mereka yang ingin menumbangkan pemerintahan Hamas yang terpilih secara demokratis untuk menunjukkan bahwa pemerintahan Hamas tidak bisa mengendalikan situasi atau memberikan keamanan dan keselamatan bagi warganya," tegas Khalidi. (ln/aljz)