Kuwait Tak Izinkan Wilayahnya Digunakan AS untuk Serang Iran

Sejumlah petinggi Kuwait menegaskan sikap mereka menolak bila wilayahnya digunakan oleh pasukan AS sebagai pangkalan militer untuk menyerang Iran.

Menteri Dalam Negeri dan Pertahanan Kuwait, Syaikh Jabir Mubarak menyatakan, “Negara kami takkan mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai sarana untuk menyerang negara lain. ”

Sikap tegas ini disampaikan setelah berlangsungnya pertemuan parlemen Kuwait.

Dalam pertemuan itu disampaikan bahwa Washington memang belum pernah meminta Kuwait untuk digunakan wilayahnya guna menyerang Iran. “Tapi jika AS meminta hal ini, kami selamanya takkan menerima permintaan itu, ” tandas Syaikh Jabir.

Dalam konteks ini, Menlu Kuwait Syaikh Muhammad Shabah menyuarakan hal senada. Menurutnya Kuwait memang menolak terlibat dalam aksi dalam bentuk apapun, yang bisa menambah runcing krisis di wilayah Teluk.

“Kami menyerukan pengembalian stabilitas di wilayah ini dengan sama-sama menegakkan komitmen utuh terhadap kesepakatan dunia internasional, ” ujarnya. Meskipun demikian ia menyatakan bahwa Iran bagaimanapun memang dianggap tidak komitmen dengan kesepakatan internasional, terkait program nuklirnya.

Dalam kesempatan yang sama, disampaikan pula bahwa saat ini di Kuwait terdapat sekitar 30 ribu pasukan AS beserta peralatan perangnya. Pangkalan militer AS di Kuwait, dianggap sebagai pangkalan militer asing terbesar di seluruh dunia. Kuwait dan AS memang terlibat kesepakatan tentang jembatan hubungan udara permanen yang digunakan sebagai sarana pengiriman logistik. (na-str/pic)