Beberapa jaringan supermarket di Kuwait mulai memboikot produk-produk dari Iran karena dukungannya pada rezim Suriah, sementara para aktivis menggelar demonstrasi menentang keterlibatan gerakan Hizbullah Lebanon dalam konflik.
Setidaknya sembilan komunitas Masyarakat koperasi di negara Teluk kaya minyak itu menerbitkan pengumuman di media lokal pada hari Rabu , bahwa mereka menarik balik produk-produk asal Iran dari toko toko mereka sebagai protes atas dukungan Teheran atas Bashar al-Assad.
Koperasi koperasi tersebut sangat berpengaruh mengontrol mayoritas konsumen ritel di Kuwait.
Pengumuman itu juga mengatakan bahwa langkah selanjutnya dalam kampanye boikot tu adalah memecat pekerja asal Iran yang bekerja dan membatalkan izin tinggal mereka di Kuwait. Sekitar 50.000 warga Iran bekerja di Kuwait.
Sementara itu, puluhan aktivis Islam berdemonstrasi di luar kedutaan Lebanon Selasa malam sebagai protes atas intervensi militer Syiah Hizbullah di pihak pasukan rezim Suriah.
Para pengunjuk rasa membakar poster pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Muslim Sunni, sekitar lebih dari 70 persen dari 1,2 juta warga Kuwait, marah oleh serangan rezim Suriah terhadap pejuang pembebasan Suriah. Para ulama Sunni telah meluncurkan kampanye penggalangan dana di Internet dan melalui masjid untuk membantu rakyat Suriah serta perjuangan pembebasan Suriah.
Sekitar belasan Ulama Kuwait telah mendukung pengumpulan dana untuk mempersenjatai 12.000 pejuang dan mengirim mereka ke Suriah. Setiap pejuang yang dikirim diperkirakan membutuhkan biaya $ 2.500.
The Gulf Cooperation Council menyatakan hari Senin bahwa mereka akan mengambil tindakan terhadap anggota Hizbullah.
Langkah-langkah ini akan mempengaruhi “izin tinggal, dan transaksi keuangan dan komersial mereka ,” kata sebuah pernyataan GCC, mengutip keputusan dewan menteri.
GCC mencakup negara negara : Bahrain, Kuwait, Oman, Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab. (Arby/KH)