“Kenapa tidak mau, Gus?” “Tunggu-tungguan rombongan.” (hehehe) Lah, misalnya surgaku itu Januari, surgamu Desember. Sapinya nunggu kamu kelamaan. (hehe)
Semisal kalau kurban kambing, surgaku Januari kan langsung terbang. Kalau orang 7 dan surganya tanggalnya beda-beda bagaimana? Masak surgaku bareng Rukhin?
Kan secara teori tidak mungkin. Makanya aku tidak mau kurban bareng Rukhin. Nanti ada pengumuman dari Malaikat: “Baha masuk surganya ditunda, karena temannya masih di neraka. Haha repot…”
Beramal tidak perlu berpikir seperti itu, yang penting ikhlas saja. Allah nanti mengaturnya bagaimana terserah. Kalau dituruti nanti barena istri orang, meskipun sama-sama lelakinya ya akan saling menunggu. Karena kelas surganya masuknya beda-beda.
Masak surganya yang saleh dan setengah saleh bareng? Masak yang saleh nunggu 100 tahun karena teman kurbannya di neraka. Paham nggeh? “Tidak perlu berpikir seperti itu,” saya bilang begitu. Tapi ini jangan sampai jadi penggalih (dimasukkan dalam hati) ya. Ini omongannya orang nganggur begitu saja. (hehehe)